Pasaman Barat Targetkan Peremajaan 1000 Hektare Sawit di 2024
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menargetkan peremajaan 1000 hektare kebun sawit rakyat pada 2024 untuk meningkatkan produktivitas, meskipun realisasi tahun ini baru mencapai 143 hektare.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, berencana meremajakan kebun kelapa sawit rakyat seluas 1.000 hektare pada tahun 2024. Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas sawit yang menurun akibat usia tanaman.
Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasaman Barat, Afrizal, menjelaskan bahwa anggaran peremajaan berasal dari Kementerian Pertanian RI melalui BPDPKS. Namun, realisasi pada tahun ini masih terbatas, hanya mencapai 143 hektare saja.
Peremajaan menjadi penting karena produktivitas kelapa sawit menurun drastis setelah berusia 25 tahun. Afrizal menyebutkan, produksi per hektare di bawah 10 ton per tahun membutuhkan peremajaan untuk mengembalikan produktivitas optimal.
Manfaat Peremajaan Sawit
Program peremajaan ini memberikan dampak positif bagi petani. Selain meningkatkan produktivitas, peremajaan juga memperbaiki keragaman tanaman, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pekebun.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84 Tahun 2017, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan optimal lahan kelapa sawit. Sosialisasi program ini telah dilakukan secara intensif kepada petani dan pemerintah daerah.
Capaian dan Persyaratan
Sejak tahun 2018, Pasaman Barat telah meremajakan 2.009 hektare kebun sawit. Adapun persyaratan peremajaan meliputi:
- Umur tanaman di atas 25 tahun
- Produksi kurang dari 10 ton per hektare per tahun
- Tidak menggunakan bibit unggul
- Luasan minimal 50 hektare dalam radius 10 kilometer
Proses pengajuan peremajaan kini telah terdigitalisasi melalui aplikasi khusus, melibatkan petani, kabupaten, provinsi, hingga pusat. Dukungan dokumen seperti surat keterangan dari BPN/ATR dan BPKH juga dibutuhkan.
Potensi dan Harapan
Pasaman Barat memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 189.508 hektare, terdiri dari perkebunan besar (62.574 hektare) dan rakyat (126.934 hektare). Potensi peremajaan di sektor rakyat sangat besar, namun baru 2 persen yang terealisasi. Afrizal berharap program ini berkelanjutan setiap tahunnya untuk memaksimalkan potensi tersebut.