PDAM Tirta Daroy Banda Aceh: Cakupan Layanan 86%, Tantangan Distribusi dan Krisis Air
PDAM Tirta Daroy Banda Aceh telah mencapai cakupan layanan 86% dengan 55.000 pelanggan, namun masih menghadapi tantangan distribusi air yang tidak merata dan ancaman krisis air baku di masa depan.
![PDAM Tirta Daroy Banda Aceh: Cakupan Layanan 86%, Tantangan Distribusi dan Krisis Air](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/18/190036.900-pdam-tirta-daroy-banda-aceh-cakupan-layanan-86-tantangan-distribusi-dan-krisis-air-1.jpeg)
PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh telah berhasil menjangkau 86% wilayah, melayani 55.000 pelanggan di Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, di balik capaian tersebut, tantangan masih membayangi perusahaan air minum ini. Direktur Utama PDAM Tirta Daroy, T. Novizal Aiyub, mengungkapkan hal tersebut pada Sabtu lalu di Banda Aceh.
Meskipun cakupan layanan PDAM Tirta Daroy jauh di atas rata-rata nasional, Novizal menjelaskan bahwa distribusi air bersih masih menjadi kendala utama. Meskipun produksi air mencapai 800 liter per detik (60.000 meter kubik per hari), kapasitas ini cukup untuk melayani 270.000 penduduk Banda Aceh dan sekitarnya. Namun, realitanya, air belum merata sampai ke seluruh wilayah.
Masalah distribusi air yang tidak merata ini terutama terasa di wilayah-wilayah yang jauh dari pipa utama, seperti Meuraxa dan Ulee Lheu. Novizal menekankan bahwa permasalahan utamanya bukanlah kekurangan air, melainkan distribusi yang belum optimal. Penggunaan pompa air oleh pelanggan, yang sebenarnya dilarang, memperparah ketidakmerataan distribusi ini.
Untuk mengatasi hal ini, PDAM Tirta Daroy tengah menjalankan program pemasangan bak penampung air di setiap rumah pelanggan. Pemasangan bak penampung ini diharapkan dapat memastikan air terdistribusi dengan baik tanpa perlu menggunakan pompa.
Pertumbuhan perumahan yang pesat di Banda Aceh juga menjadi tantangan tersendiri. Setiap tahunnya muncul sekitar 2.000 rumah baru, sementara kapasitas produksi PDAM Tirta Daroy tetap. Kondisi ini semakin mempersempit distribusi air, terutama dengan adanya penggunaan pompa air oleh sebagian warga.
Ancaman krisis air juga semakin nyata. Sumber air baku PDAM Tirta Daroy, yaitu Krueng Aceh, semakin menipis. Hal ini mendorong PDAM untuk berharap adanya peran serta pemerintah pusat dan Aceh dalam mengatasi permasalahan ini.
Sebagai solusi jangka panjang, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Banda Aceh-Aceh Besar diharapkan dapat segera terealisasi. SPAM ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2026 atau 2027, dengan sumber air baku dari Krueng Brayeun, Aceh Besar. Dengan kapasitas produksi 400 liter per detik (200 liter untuk Banda Aceh dan 200 liter untuk Aceh Besar), SPAM ini diproyeksikan dapat melayani 15-20 ribu sambungan baru.
Pembangunan SPAM regional ini berada di bawah wewenang pemerintah provinsi dan diharapkan dapat meringankan beban PDAM Tirta Daroy dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar.