PDHI Kepri Siap Bantu Vaksinasi PMK, Cegah Kerugian Ekonomi Peternakan
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Kepri siap membantu pemerintah daerah dalam program vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak untuk mencegah kerugian ekonomi di sektor peternakan.
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan kesiapannya membantu pemerintah daerah dalam upaya pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Hal ini disampaikan langsung oleh drh. Ana Dela, Ketua PDHI Kepri, pada Jumat, 24 Januari 2025 di Tanjungpinang. Lebih dari 60 dokter hewan di Kepri siap diterjunkan untuk mendukung program vaksinasi PMK.
Vaksinasi PMK menjadi sangat penting mengingat dampak ekonomi yang signifikan jika wabah terjadi. Penurunan produksi susu sapi perah, berkurangnya bobot sapi potong, hingga ketidakmampuan sapi bunting merupakan beberapa dampak negatif yang perlu dihindari. Oleh karena itu, upaya pencegahan proaktif sangat dibutuhkan.
Menurut drh. Ana, vaksinasi PMK bukanlah hal yang sederhana. Hewan yang akan divaksin harus dipastikan sehat agar tidak terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Vaksin PMK mengandung virus yang dilemahkan, sehingga hanya efektif pada hewan sehat dan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Vaksinasi yang dilakukan pada hewan sakit justru dapat memperparah kondisi dan berujung kematian.
Lebih lanjut, drh. Ana menjelaskan pentingnya vaksinasi PMK yang ideal, yaitu dua kali setahun selama lima tahun berturut-turut untuk membangun kekebalan jangka panjang pada hewan ternak. Kesiapan PDHI Kepri dalam membantu vaksinasi ini juga diiringi harapan adanya penghargaan berupa sepuluh SKPB (Surat Keterangan Penyelenggaraan Praktik) sebagai syarat memperpanjang izin praktik dokter hewan.
Sementara itu, drh. Honismandri, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan (DKP2KH) Pemprov Kepri, menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah mengajukan 4.120 dosis vaksin PMK ke pemerintah pusat. Sebanyak 375 dosis telah diterima dan merupakan vaksin produksi dalam negeri dari Balai Besar Veteriner Farma (Fusvetma) Surabaya.
Vaksinasi PMK di Kepri tahun 2025 direncanakan dalam dua tahap. Tahap pertama pada Februari-Maret 2025 dan tahap kedua Agustus-September 2025. Sasaran vaksinasi adalah 4.120 ekor sapi, sesuai jumlah dosis vaksin yang tersedia, dan vaksin diberikan secara gratis kepada peternak. Vaksinasi ini akan menjangkau lima kabupaten/kota di Kepri (Karimun, Bintan, Lingga, Tanjungpinang, dan Batam), sedangkan Natuna dan Anambas dikecualikan karena berstatus zona bebas PMK.
Kerja sama antara PDHI Kepri dan pemerintah daerah ini diharapkan dapat mencegah penyebaran PMK di Kepri dan melindungi sektor peternakan dari kerugian ekonomi yang signifikan. Komitmen bersama untuk melindungi kesehatan hewan ternak menjadi kunci keberhasilan program vaksinasi ini.