PDIP Apresiasi Kebijakan Efisiensi Belanja Negara Presiden Prabowo
PDIP memberikan apresiasi positif terhadap kebijakan efisiensi belanja negara Presiden Prabowo Subianto, yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan inklusif melalui fokus pada program strategis serta konsolidasi BUMN.
Jakarta, 6 Februari 2024 - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memberikan apresiasi terhadap kebijakan efisiensi belanja negara yang diinstruksikan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini dinilai sebagai strategi penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dukungan PDIP terhadap Kebijakan Efisiensi
Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menyatakan bahwa kebijakan efisiensi belanja negara bertujuan mengoptimalkan anggaran pembangunan. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 5,2 persen, serta menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif.
"Dengan demikian, APBN diharapkan lebih fokus untuk membiayai program-program strategis, seperti perbaikan gizi anak, kesehatan, pendidikan, kemandirian pangan, dan energi," ujar Said dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.
Fokus pada Pembangunan Manusia dan Kemandirian
Said menekankan pentingnya program-program berkelanjutan dalam bidang gizi dan pendidikan. Investasi di sektor ini akan menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan terdidik, memenuhi kebutuhan pasar kerja. Ia menambahkan bahwa program yang masif dan sistematis akan mempercepat terciptanya tenaga kerja berkualitas.
Lebih lanjut, Said juga menyoroti potensi pengurangan subsidi program bantuan sosial melalui efisiensi anggaran. "Alokasi bantuan ini cukup besar dalam 10 tahun terakhir, namun tidak membawa dampak pemberdayaan dan malah menjelma menjadi alat politik," tegasnya.
Peran Strategis BUMN dalam Pertumbuhan Ekonomi
Selain efisiensi APBN, Said juga mengapresiasi upaya Presiden dalam mendorong konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya melalui pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
BPI Danantara dinilai sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Investasi besar dari Danantara dapat mengarahkan investasi strategis, terutama untuk pengembangan industri nasional. Said menyebut dua kata kunci dari Danantara: investasi dan industrialisasi terarah, yang akan menjadi kunci perluasan program hilirisasi yang dikelola BUMN.
"Namun sasarannya harus fokus, yakni pengelolaan sumber daya alam menjadi barang industri yang menjadi rantai pasok global," tutur Said.
Potensi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Dengan terorganisasinya program APBN dan BUMN dengan baik, Said meyakini Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan inklusif. Hal ini akan membantu Indonesia keluar dari jebakan pertumbuhan 5 persen dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang melibatkan pelaku ekonomi dari berbagai lapisan masyarakat.
Kesimpulannya, dukungan PDIP terhadap kebijakan efisiensi belanja negara Presiden Prabowo Subianto didasari pada keyakinan bahwa langkah ini akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan merata, serta fokus pada pembangunan manusia dan kemandirian ekonomi Indonesia.