Pefindo Catat Penerbitan Surat Utang Korporasi Tembus Rp149,7 Triliun di 2024
Pefindo melaporkan total penerbitan surat utang korporasi mencapai angka fantastis Rp149,7 triliun sepanjang tahun 2024, didominasi sektor multifinance dan pulp and paper.
![Pefindo Catat Penerbitan Surat Utang Korporasi Tembus Rp149,7 Triliun di 2024](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191712.294-pefindo-catat-penerbitan-surat-utang-korporasi-tembus-rp1497-triliun-di-2024-1.jpeg)
Jakarta, 11 Februari 2025 - Pasar surat utang korporasi di Indonesia mencatatkan pertumbuhan signifikan di tahun 2024. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) baru-baru ini mengumumkan total penerbitan surat utang korporasi mencapai angka yang mengesankan, yaitu Rp149,7 triliun.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Ekonom Pefindo, Suhindarto, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta. Angka ini menunjukkan dinamika yang cukup besar dalam aktivitas pendanaan korporasi melalui pasar modal sepanjang tahun lalu. Rinciannya pun cukup menarik untuk diulas lebih lanjut.
Rincian Penerbitan Surat Utang Korporasi 2024
Dari total Rp149,7 triliun, penerbitan obligasi korporasi dan sukuk mendominasi dengan total mencapai Rp147,7 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp127,5 triliun. Pertumbuhan ini mengindikasikan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Sementara itu, penerbitan Medium Term Notes (MTN) mengalami penurunan. Pada tahun 2024, MTN hanya mencapai Rp1,5 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp2,4 triliun. Sedangkan penerbitan efek utang lainnya, seperti perpetual, Surat Berharga Komersil (SBK), dan sekuritisasi, juga mengalami penurunan, dari Rp900 miliar di tahun 2023 menjadi Rp500 miliar di tahun 2024.
Sektor-Sektor Dominan
Analisis lebih lanjut menunjukkan sektor-sektor yang paling aktif dalam menerbitkan surat utang. Sektor multifinance memimpin dengan total penerbitan mencapai Rp30,9 triliun, terdiri dari obligasi Rp29,5 triliun dan sukuk Rp1,4 triliun. Posisi kedua ditempati oleh sektor pulp and paper dengan total penerbitan Rp27,1 triliun (obligasi Rp21,6 triliun dan sukuk Rp5,5 triliun).
Selanjutnya, sektor lembaga keuangan khusus berada di posisi ketiga dengan penerbitan Rp15,9 triliun (obligasi Rp15 triliun dan sukuk Rp900 miliar), diikuti oleh sektor perusahaan induk dengan total Rp15,9 triliun (obligasi Rp12,9 triliun dan sukuk Rp3 triliun). Sektor pertambangan menutup lima besar dengan total penerbitan Rp14,9 triliun, yang terdiri dari obligasi Rp10,5 triliun, sukuk Rp4,2 triliun, dan SBK Rp200 miliar.
Implikasi dan Prospek
Data yang dirilis Pefindo ini memberikan gambaran yang cukup komprehensif mengenai aktivitas pendanaan korporasi di Indonesia pada tahun 2024. Tingginya angka penerbitan surat utang menunjukkan adanya aktivitas investasi dan ekspansi yang cukup signifikan dari berbagai sektor usaha. Namun, penurunan pada penerbitan MTN dan efek utang lainnya perlu diperhatikan lebih lanjut untuk memahami tren yang lebih luas di pasar surat utang.
Ke depannya, pemantauan terhadap perkembangan sektor-sektor kunci yang aktif menerbitkan surat utang, seperti multifinance dan pulp and paper, akan menjadi penting untuk menilai kesehatan dan stabilitas perekonomian Indonesia. Data ini juga akan menjadi acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar surat utang domestik.
Kesimpulannya, tahun 2024 menandai tahun yang signifikan bagi pasar surat utang korporasi di Indonesia. Peningkatan penerbitan obligasi dan sukuk menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari investor, sementara tren penurunan di segmen lain perlu dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.