Pembangunan Jembatan Pulau Laut Kotabaru Dilanjutkan, Butuh Rp4,7 Triliun Lagi
Pembangunan Jembatan Selat Pulau Laut di Kotabaru, Kalimantan Selatan, dilanjutkan setelah terhenti puluhan tahun, meskipun masih membutuhkan dana sekitar Rp4,7 triliun lagi untuk penyelesaiannya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memastikan pembangunan Jembatan Selat Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru akan terus berlanjut. Proyek yang sempat terhenti puluhan tahun ini kembali dikerjakan setelah Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalsel, Yasin Thoib, menyatakan komitmennya dalam rapat kerja dengan Komisi III DPRD Provinsi Kalsel. Pembangunan jembatan sepanjang 3,75 kilometer ini bertujuan menghubungkan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, dengan Pulau Laut, ibu kota Kabupaten Kotabaru.
Keputusan untuk melanjutkan pembangunan ini diambil setelah adanya rapat kerja yang membahas efisiensi anggaran tahun 2025. Meskipun terdapat pemotongan anggaran sekitar Rp100 miliar, Yasin Thoib memastikan hal tersebut tidak akan mempengaruhi proyek Jembatan Selat Pulau Laut. Ia menjelaskan bahwa pemotongan anggaran lebih difokuskan pada perjalanan dinas, rapat, dan dana alokasi khusus (DAK), sementara anggaran untuk infrastruktur jalan tetap diprioritaskan.
Pembangunan jembatan ini dikerjakan secara bertahap dari sisi kanan dan kiri. Namun, Pemprov Kalsel masih membutuhkan bantuan pemerintah pusat untuk menyelesaikan bagian tengah jembatan. Selain itu, Pemprov Kalsel juga tengah mengurus perizinan dari Komisi Keselamatan Jalan, Jembatan dan Terowongan untuk memastikan kelancaran proyek ini.
Pembiayaan dan Target Penyelesaian
Pemprov Kalsel telah mengalokasikan dana yang cukup signifikan untuk proyek ini. Dari sisi Batulicin, telah dianggarkan Rp200 miliar pada tahap awal dan Rp300 miliar pada tahun 2025. Sementara dari sisi Kotabaru, anggarannya mencapai Rp300 miliar pada tahap awal dan Rp450 miliar pada tahun 2025. Total anggaran yang telah dialokasikan mencapai Rp1,2 triliun.
Namun, total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan Jembatan Selat Pulau Laut diperkirakan mencapai Rp5,9 triliun. Artinya, masih dibutuhkan dana sekitar Rp4,7 triliun lagi untuk menyelesaikan proyek ini. Awalnya, proyek ini ditargetkan selesai dalam dua tahun, namun karena besarnya anggaran yang dibutuhkan, target penyelesaian diubah menjadi tiga tahun. Diharapkan, masyarakat dapat mulai menggunakan jembatan ini sebagai pelabuhan terbesar pada tahun 2029.
Proyek ini juga mencakup pembangunan jembatan di Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, yang merupakan bagian dari lintas Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah. Pembangunan jembatan ini juga akan terus berlanjut pada tahun 2025.
Dukungan dan Tantangan
Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H Kartoyo SM, dan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kalsel, Mustakimah, memimpin rapat kerja dengan Dinas PUPR dan Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel. Rapat ini menunjukkan dukungan penuh dari legislatif terhadap proyek strategis ini. Meskipun terdapat tantangan berupa keterbatasan anggaran, komitmen pemerintah daerah untuk menyelesaikan pembangunan Jembatan Selat Pulau Laut tetap kuat.
Keberadaan jembatan ini sangat dinantikan oleh masyarakat, karena akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di wilayah tersebut, serta berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kotabaru dan sekitarnya. Namun, pemanfaatan jembatan sebagai pelabuhan terbesar pada 2029 masih bergantung pada tersedianya dana yang cukup dan kelancaran proses perizinan.
Keberhasilan pembangunan Jembatan Selat Pulau Laut akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur di Kalimantan Selatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.