Pemerintah Wacanakan Salurkan ZIS Berbasis DTSEN untuk Atasi Kemiskinan
Pemerintah berencana menyalurkan zakat, infak, sedekah (ZIS) melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) guna mengatasi kemiskinan secara tepat sasaran dan mencegah tumpang tindih bantuan.

Jakarta, 27 Februari 2024 - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, mengumumkan wacana pemerintah untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dengan memanfaatkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Penggunaan DTSEN diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyaluran bantuan dan mengurangi potensi tumpang tindih program bantuan sosial.
Inisiatif ini diluncurkan sebagai bagian dari strategi terpadu pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Dengan menggunakan data tunggal, diharapkan penyaluran ZIS dapat lebih tepat sasaran, menjangkau kelompok masyarakat yang paling membutuhkan, dan secara signifikan berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan.
Wacana ini muncul setelah rapat tingkat menteri di Kantor Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat. Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya penggunaan data tunggal untuk menghindari inefisiensi dan memastikan bantuan sosial benar-benar sampai kepada yang berhak menerimanya. "Pada akhirnya semua harus menggunakan data tunggal agar tidak tumpang tindih dalam upaya kita menanggulangi kemiskinan," tegasnya.
DTSEN: Kunci Akurasi Penyaluran ZIS
Penggunaan DTSEN dalam penyaluran ZIS dinilai akan memberikan sejumlah manfaat signifikan. Lembaga filantropi akan memiliki akses yang lebih mudah dan akurat terhadap data penerima manfaat, memastikan bantuan tepat sasaran. Hal ini akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS.
Lebih lanjut, DTSEN memungkinkan pemerintah dan lembaga filantropi untuk bersinergi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan data yang terintegrasi, potensi tumpang tindih bantuan dapat diminimalisir, sehingga setiap rupiah yang disalurkan dapat memberikan dampak yang maksimal.
Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan ZIS. Transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi akan mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan filantropi.
Koordinasi Antar Kementerian
Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan koordinasi intensif antara Kementerian Sosial dan Kementerian Agama. Koordinasi ini sangat penting untuk memastikan kesiapan dan kelancaran implementasi program penyaluran ZIS berbasis DTSEN, terutama menjelang bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan, yang identik dengan peningkatan kepedulian sosial dan kegiatan keagamaan, menjadi momentum strategis untuk mengoptimalkan penyaluran ZIS. Koordinasi yang baik antara kedua kementerian akan memastikan bahwa bantuan dapat disalurkan secara efektif dan efisien kepada mereka yang membutuhkan.
Dengan adanya koordinasi yang baik, diharapkan penyaluran ZIS dapat berjalan lancar dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Upaya Gotong Royong Atasi Kemiskinan
Muhaimin Iskandar mengajak seluruh pihak untuk bergotong royong dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, sekitar 24 juta orang lebih, membutuhkan upaya bersama dari pemerintah, lembaga filantropi, dan masyarakat.
Dengan memanfaatkan teknologi dan data yang akurat seperti DTSEN, diharapkan upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih efektif dan terarah. Hal ini akan mempercepat pencapaian tujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Inisiatif penyaluran ZIS berbasis DTSEN merupakan langkah penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat segera mengatasi masalah kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.