Pemkab Kuningan Perluas Program Tumpang Sari Kopi-Padi: Optimalisasi Lahan dan Peningkatan Pendapatan Petani
Pemerintah Kabupaten Kuningan memperluas program tumpang sari kopi dan padi gogo di lahan kering Desa Setianegara untuk optimalisasi lahan dan peningkatan pendapatan petani.

Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian di tengah tantangan perubahan iklim. Salah satu upayanya adalah dengan memperluas program tumpang sari tanaman kopi dan padi gogo di lahan kering. Program ini diimplementasikan di Desa Setianegara dengan luas lahan mencapai 10 hektare, melibatkan Kelompok Tani (Poktan) Ragasakti. Inisiatif ini menjawab pertanyaan Apa yang dilakukan, Siapa yang terlibat (Pemkab Kuningan dan Poktan Ragasakti), Di mana (Desa Setianegara, Kuningan), Kapan (dimulai Senin, 24 Februari), Mengapa (untuk optimalisasi lahan kering dan peningkatan produksi), dan Bagaimana (dengan metode tumpang sari kopi dan padi gogo).
Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah, menjelaskan bahwa program tumpang sari kopi dan padi gogo ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dan meningkatkan produksi pangan. Padi gogo dipilih karena kemampuannya tumbuh di lahan kering tanpa memerlukan genangan air seperti padi sawah. Dengan metode ini, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mendiversifikasi hasil panen, sehingga meningkatkan pendapatan mereka. "Sebelumnya program ini sudah dilakukan. Kami memperluas sasarannya di Desa Setianegara, sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan lahan kering serta peningkatan produksi pangan di tengah tantangan perubahan iklim," kata Wahyu.
Desa Setianegara sendiri dikenal sebagai salah satu penghasil kopi robusta dan arabika terbaik di Kabupaten Kuningan. Keberhasilan program tumpang sari ini diyakini akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani di desa tersebut. "Metode ini bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi petani, dan berdampak positif terhadap lingkungan," tutur Wahyu menambahkan. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu.
Optimalisasi Lahan Kering dengan Tumpang Sari
Sistem tumpang sari kopi dan padi gogo menawarkan beberapa keuntungan. Kombinasi kedua tanaman ini membantu menjaga kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi penggunaan air, dan mengurangi risiko erosi lahan. Hal ini sejalan dengan strategi ekstensifikasi pertanian yang bertujuan memperluas areal tanam padi gogo. "Langkah ini dinilai efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pertanian," jelas Wahyu.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada pemilihan varietas padi gogo dan kopi yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Oleh karena itu, Diskatan memberikan pendampingan kepada petani dalam aspek teknik budidaya dan manajemen pertanian. Pendampingan ini mencakup pemilihan varietas yang tepat, teknik penanaman, perawatan, hingga panen.
Dengan menerapkan sistem tumpang sari, petani dapat meminimalisir risiko gagal panen akibat faktor cuaca yang tidak menentu. Diversifikasi tanaman menjadi strategi kunci dalam menghadapi perubahan iklim. "Dengan diversifikasi tanaman, risiko gagal panen akibat faktor cuaca dapat diminimalisir," tambah Wahyu.
Program ini juga memberikan keuntungan ganda bagi petani. Padi gogo menghasilkan beras sebagai sumber pangan utama, sementara kopi dapat memberikan pendapatan tambahan yang signifikan dalam jangka panjang karena nilai jualnya yang tinggi. "Metode ini memungkinkan petani mendapatkan keuntungan ganda dari dua jenis komoditas dalam satu musim tanam. Padi gogo memberikan hasil panen berupa beras, sementara kopi dapat menjadi komoditas bernilai jual tinggi dalam jangka panjang," ucap Wahyu.
Dukungan dan Pendampingan Petani
Diskatan Kabupaten Kuningan berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada para petani dalam menerapkan sistem tumpang sari ini. Pendampingan meliputi penyediaan bibit unggul, pelatihan teknik budidaya, dan akses terhadap informasi pasar. Tujuannya adalah untuk memastikan keberhasilan program dan peningkatan kesejahteraan petani.
Selain itu, Diskatan juga akan melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Evaluasi ini akan melibatkan para petani dan stakeholder terkait untuk memastikan program ini berjalan efektif dan berkelanjutan.
Program tumpang sari kopi-padi ini merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di tengah tantangan perubahan iklim. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kuningan.
Keberhasilan program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga pada pelestarian lingkungan. Penggunaan lahan yang efisien dan berkelanjutan akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian dan keanekaragaman hayati.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya optimalisasi lahan kering dan peningkatan produksi pertanian. Dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, program ini akan terus dikembangkan dan diperluas untuk mencapai tujuan yang lebih besar.