Pemkab Pacitan Mulai Pembangunan Sekolah Rakyat, Manfaatkan Limbah Batu Bara untuk Pengurukan Lahan
Pemerintah Kabupaten Pacitan resmi memulai pembangunan Sekolah Rakyat di lahan lima hektare, memanfaatkan limbah FABA dari PLTU untuk pengurukan. Proyek ini ditargetkan rampung 2026.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Jawa Timur, secara resmi memulai tahapan krusial dalam proyek pembangunan Sekolah Rakyat (SR) yang telah lama dinantikan. Inisiatif monumental ini diawali dengan proses pengurukan lahan seluas lima hektare, berlokasi strategis di area sekitar Stadion Pacitan. Proyek ambisius ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol kemajuan pendidikan, tetapi juga fondasi kuat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di seluruh wilayah Pacitan.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, dalam keterangannya di Pacitan, Rabu, menjelaskan detail inovatif di balik proses pengurukan lahan tersebut. Metode yang digunakan memanfaatkan limbah sisa pembakaran batu bara, yaitu Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yang telah melalui proses pengolahan khusus untuk dijadikan material penyangga. Dengan mengerahkan total 41 ribu ton FABA, permukaan tanah akan dinaikkan lebih dari satu meter, memastikan stabilitas dan kesiapan lokasi.
Pembangunan Sekolah Rakyat ini direncanakan selesai pada tahun 2026, menandai komitmen jangka panjang Pemkab Pacitan terhadap sektor pendidikan. Pemilihan lokasi di kawasan terpadu dengan fasilitas olahraga seperti stadion dan gedung olah raga bukan tanpa pertimbangan matang. Lingkungan yang mendukung aktivitas fisik dan rekreasi ini diharapkan mampu secara signifikan mendongkrak semangat belajar serta prestasi akademik maupun non-akademik siswa di masa mendatang.
Pemanfaatan FABA: Solusi Inovatif dan Ramah Lingkungan
Proses pengurukan lahan untuk Pembangunan Sekolah Rakyat Pacitan menjadi contoh nyata pemanfaatan limbah industri secara inovatif dan berkelanjutan. Penggunaan FABA sebagai material penyangga tidak hanya efisien dari segi biaya dan waktu, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Metode ini secara signifikan mengurangi volume limbah yang harus dibuang, sekaligus memberikan nilai tambah pada material yang sebelumnya dianggap residu.
Bupati Indrata Nur Bayuaji menegaskan bahwa rencana pengurukan ini akan menaikkan permukaan tanah lebih dari satu meter, menciptakan fondasi yang kokoh untuk bangunan sekolah. Untuk mencapai target tersebut, diperkirakan total 41 ribu ton FABA akan digunakan dalam keseluruhan proses. Pemanfaatan FABA ini selaras dengan upaya Pemkab Pacitan untuk mengadopsi praktik pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.
Senior Manajer PLN Nusantara Power UP Pacitan, Munif, menyatakan dukungan penuh terhadap proyek ini. Pihaknya telah menyerahkan 17 ribu ton FABA dari total kebutuhan yang direncanakan, menunjukkan komitmen kuat dari sektor industri. Munif optimis bahwa proses penyiapan lahan ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu bulan ke depan, mempercepat dimulainya tahap konstruksi utama Sekolah Rakyat.
Sinergi Lintas Sektor untuk Pendidikan Berkualitas
Pemilihan lokasi pembangunan Sekolah Rakyat yang terintegrasi dengan fasilitas olahraga di sekitar Stadion Pacitan memiliki visi jangka panjang. Kawasan ini menawarkan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan holistik siswa, tidak hanya dari sisi akademik tetapi juga fisik dan mental. Akses mudah ke sarana olahraga diharapkan dapat menunjang berbagai kegiatan ekstrakurikuler, membentuk karakter, serta meningkatkan kesehatan siswa.
Bupati Indrata menyampaikan apresiasi mendalam atas sinergi lintas sektor yang telah terjalin, khususnya peran aktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Kontribusi signifikan dari PLTU ini mencerminkan komitmen bersama antara pemerintah daerah dan pihak swasta dalam memajukan kualitas pendidikan. Kolaborasi semacam ini menjadi pilar utama keberhasilan proyek infrastruktur publik yang besar.
Lebih lanjut, Pemkab Pacitan juga menaruh harapan besar terhadap dukungan berkelanjutan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta Kementerian Sosial (Kemensos). Bantuan dari kementerian terkait sangat krusial untuk memastikan kelancaran tahap kedua pembangunan Sekolah Rakyat ini. Nantinya, seluruh kegiatan belajar mengajar dari tahap pertama akan dipindahkan ke lokasi baru ini setelah konstruksi rampung, menciptakan lingkungan belajar yang modern dan representatif.