Pemkot Tangerang Berikan Makanan Tambahan untuk 600 Pasien TBC
Pemerintah Kota Tangerang menyalurkan makanan tambahan kepada 600 pasien TBC untuk mempercepat proses penyembuhan dan menekan angka prevalensi penyakit tersebut.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, melalui program pencegahan dan pengendalian penyakit, telah menyalurkan makanan tambahan (PMT) kepada 600 pasien TBC. Penyaluran PMT ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat proses penyembuhan pasien dan menekan angka prevalensi penyakit TBC di Kota Tangerang. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan Baznas Kota Tangerang.
Wakil Wali Kota Tangerang, Maryono Hasan, menjelaskan bahwa setiap pasien akan menerima paket PMT setiap bulan selama enam bulan. Paket tersebut berisi susu empat liter, kacang hijau satu kilogram, minyak goreng dua liter, sarden dua kaleng, dan satu kaleng kental manis. "Penguatan melalui pemberian makanan tambahan bagi para penderita TBC ini sangat penting sebagai stimulus untuk mempercepat proses penyembuhan bagi teman-teman kita yang terjangkit TBC," ujar Maryono.
Program ini juga mencakup upaya pencegahan penularan TBC kepada keluarga dan lingkungan sekitar pasien. Hal ini dilakukan melalui investigasi kontak dan pemberian terapi pencegahan TBC. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini, menekankan bahwa TBC bukanlah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Pengobatan yang teratur, dukungan keluarga, dan terapi pencegahan TBC dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan menekan risiko penularan.
Upaya Pemkot Tangerang Tekan Angka Prevalensi TBC
Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TBC terus digencarkan oleh Pemkot Tangerang. Selain pemberian PMT, Pemkot juga fokus pada deteksi dini kasus TBC di masyarakat dan memastikan pengobatan hingga pasien sembuh. Hal ini mencakup penanganan tidak hanya pada pasien TBC, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar mereka untuk mencegah penularan lebih lanjut.
dr. Dini menambahkan, "TBC bukanlah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga masyarakat yang sedang sakit TBC tidak perlu takut menjalani pengobatan, meskipun durasinya cukup lama, yakni antara enam hingga 24 bulan." Beliau juga menekankan pentingnya pengobatan teratur dan dukungan keluarga dalam proses penyembuhan.
Terapi pencegahan TBC juga diberikan kepada keluarga pasien. Berdasarkan penelitian, terapi ini dapat menekan risiko penularan hingga lima tahun. Dukungan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan pasien TBC, baik secara emosional maupun dalam hal kepatuhan terhadap pengobatan.
Pemkot Tangerang berharap upaya ini dapat menurunkan angka prevalensi TBC di kota tersebut. Program ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk sektor lingkungan, sosial ekonomi, dan keterlibatan aktif masyarakat.
Dukungan Baznas Kota Tangerang
Baznas Kota Tangerang turut berperan aktif dalam program ini dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp720 juta. Dana tersebut dikonversi menjadi makanan tambahan untuk pasien TBC. Ketua Baznas Kota Tangerang, Ashlie Elhusyairi, mengajak masyarakat untuk menunaikan zakat, karena zakat yang diberikan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan menambah pahala, terutama di bulan suci Ramadhan.
"Mari seluruh elemen masyarakat untuk menunaikan zakat, sebab zakat yang diberikan akan sangat bermanfaat dan akan kembali ke masyarakat. Selain bermanfaat juga akan menambah pahala terlebih di bulan suci ini," kata Ashlie Elhusyairi.
Program pemberian PMT ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen Pemkot Tangerang dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan menekan angka prevalensi penyakit TBC. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.