Pemerintah Percepat Eliminasi TBC: Gerakan Desa dan Kelurahan Jadi Kunci
Pemerintah berkomitmen percepat eliminasi TBC di Indonesia pada 2030 lewat Gerakan Bersama Desa dan Kelurahan Siaga TBC, dengan target deteksi kasus 90 persen di 2025.

Jakarta, 8 Mei 2024 - Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam memberantas penyakit Tuberkulosis (TBC). Strategi yang diusung adalah mempercepat eliminasi TBC melalui penguatan Gerakan Bersama Desa dan Kelurahan Siaga TBC. Hal ini diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hariqo Wibawa Satria.
Menurut Hariqo, kolaborasi dan sinergi lintas sektor sangat krusial dalam menekan angka penderita TBC. Peran aktif perangkat desa dan kelurahan dinilai sangat menentukan dalam memberdayakan masyarakat untuk melawan penyakit mematikan ini. Keberhasilan retret pembekalan Kabinet Merah Putih dan kepala daerah, yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo, menunjukkan optimisme atas kekompakan dan kebersamaan bangsa dalam menghadapi tantangan kesehatan ini.
Sebagai langkah nyata, Kementerian Kesehatan akan meluncurkan Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga TBC pada Jumat, 9 Mei 2024. Peluncuran akan dipusatkan di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, dan disiarkan langsung melalui televisi serta akun Youtube Kementerian Kesehatan RI.
Gerakan Nasional Siaga TBC: Target Eliminasi 2030
Indonesia, dengan angka kasus TBC mencapai satu juta per tahun, menempati peringkat kedua dunia setelah India. Angka global menunjukkan lebih dari 10 juta orang terinfeksi TBC setiap tahunnya, dengan lebih dari satu juta kematian. Target Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah eliminasi TBC dengan angka insidensi kurang dari satu kasus per satu juta penduduk pada 2050.
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai strategi, berupaya mempercepat eliminasi TBC hingga tahun 2030, dua dekade lebih cepat dari target WHO. Target yang ingin dicapai pada tahun 2025 meliputi 90 persen deteksi kasus, 100 persen inisiasi pengobatan, dan tingkat keberhasilan pengobatan di atas 80 persen.
Strategi yang diterapkan meliputi penguatan promosi dan pencegahan, pemanfaatan teknologi, integrasi data rumah sakit dan puskesmas, serta pengembangan dan adopsi vaksin yang lebih baik. Semua ini merupakan bagian dari program prioritas pemerintah, Astacita.
Penguatan Peran Desa dan Kelurahan
Meskipun pengobatan TBC telah digratiskan sejak 2016, pemerintah menyadari perlunya penguatan komitmen bersama masyarakat dan aparat desa/kelurahan untuk efektivitas penanggulangan. Gerakan Bersama Desa dan Kelurahan Siaga TBC mengembangkan strategi berbasis kewilayahan, termasuk treatment enrollment, investigasi kontak, penghentian stigma, dan peningkatan akses pengobatan.
Penuntasan TBC merupakan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2025. Hariqo Wibawa Satria menyampaikan pesan penting: "Terinfeksi TBC bukanlah akhir dari segalanya. TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan disiplin. Mari kita hentikan stigma dan segera kunjungi puskesmas terdekat. Pengobatan TBC tersedia gratis dari pemerintah."
Melalui langkah-langkah konkret dan komitmen bersama, pemerintah optimistis dapat mencapai target eliminasi TBC di Indonesia lebih cepat dari target global. Peran aktif masyarakat, khususnya di tingkat desa dan kelurahan, menjadi kunci keberhasilan program ini.