Kemenkes: 81 Persen Kasus TBC di Indonesia Ditemukan pada 2024, Target Eliminasi 2030
Kemenkes melaporkan peningkatan penemuan kasus TBC di Indonesia pada 2024, namun masih berupaya mencapai target eliminasi pada 2030 dengan pengembangan vaksin baru dan program skrining.

Jakarta, 24 Maret 2024 - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan capaian signifikan dalam penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia pada tahun 2024. Sebanyak 81 persen kasus berhasil ditemukan, meningkat dari 77 persen pada tahun 2023. Dari total estimasi kasus sebanyak 1.092.000, 90 persen kasus telah mendapatkan pengobatan. Pencapaian ini disampaikan oleh Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, Ina Agustina Isturini, dalam konferensi pers daring.
Meskipun menunjukkan peningkatan, Ina Agustina Isturini menekankan bahwa capaian ini masih menjadi tantangan. Pemerintah menargetkan penemuan kasus hingga 90 persen, dan pengobatan 100 persen untuk TB Sensitif Obat (TBSO) serta 90 persen untuk TB Resistan Obat (TBRO). "Meskipun terjadi peningkatan, namun ini masih merupakan tantangan karena belum mencapai target yang diharapkan," katanya.
Tantangan ini mendorong Kemenkes untuk terus berupaya menemukan strategi dan inovasi baru dalam penanggulangan TBC. Pengentasan TBC menjadi prioritas utama mengingat peta jalan eliminasi TBC di Indonesia menargetkan penurunan insiden sebesar 50 persen pada tahun 2025, sesuai target global. Saat ini, tingkat insiden TBC di Indonesia berada pada angka 388 per 100.000 penduduk, dengan angka kematian 49 per 100.000 penduduk.
Upaya Akselerasi Pengentasan TBC
Untuk mempercepat pengentasan TBC, Indonesia aktif berkolaborasi dengan negara lain dalam pengembangan vaksin TBC global baru bernama 'Vaksin TB M72'. Vaksin ini saat ini dalam tahap uji klinis dan diharapkan dapat diluncurkan pada tahun 2028. Pengembangan vaksin ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.
Selain pengembangan vaksin, Kemenkes juga memperkuat skrining TBC melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hal ini diharapkan dapat mendeteksi kasus lebih dini dan meningkatkan angka kesembuhan. "Diharapkan dengan adanya vaksin TBC, insiden akan turun pada tahun 2030. (Angka) kematian pun turun dari 49 per 100.000 penduduk menjadi 6 per 100.000 penduduk. Dan vaksin TBC juga dapat mencegah orang dengan latar TBC tidak menjadi sakit TBC. Jadi, vaksin TBC ini salah satu harapan kita yang luar biasa untuk bisa sebesar tajamnya menurunkan kasus TBC di Indonesia," jelas Ina Agustina Isturini.
Target jangka panjang adalah penurunan insiden TBC hingga 80 persen dan angka kematian hingga 75 persen pada tahun 2030. Ini berarti angka kematian diharapkan turun menjadi 6 per 100.000 penduduk. Kemenkes optimistis dengan berbagai strategi dan inovasi yang diterapkan, target eliminasi TBC di Indonesia dapat tercapai.
Strategi tersebut termasuk peningkatan deteksi dini melalui skrining dan pengobatan yang tepat sasaran. Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengobatan TBC juga sangat penting untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
- Peningkatan deteksi dini kasus TBC melalui skrining.
- Peningkatan akses pengobatan TBC yang berkualitas.
- Pengembangan vaksin TBC baru.
- Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat.
Dengan komitmen dan kerja keras dari berbagai pihak, Indonesia optimistis dapat mengatasi tantangan dalam penanggulangan TBC dan mencapai target eliminasi pada tahun 2030.