Pemkot Tangerang Bidik Produksi Padi 7,2 Ton/Ha, Wujudkan Swasembada Pangan
Pemkot Tangerang targetkan produksi padi 7,2 ton per hektare untuk mencapai swasembada pangan di tengah keterbatasan lahan, didukung oleh kelompok tani dan bantuan pemerintah.

Pemerintah Kota Tangerang memasang target ambisius dalam sektor pertanian: produksi padi minimal 7,2 ton gabah per hektare. Target ini diumumkan Wali Kota Tangerang, Sachrudin, pada Senin, 7 April 2024, saat panen raya padi di Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Tangerang untuk menjaga ketahanan pangan di tengah pesatnya pembangunan kota metropolitan.
Walikota Sachrudin menekankan pentingnya upaya ini, mengingat keterbatasan lahan di Kota Tangerang. Hanya terdapat 98 hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian padi, yang dikelola oleh 13 kelompok tani dan 113 kelompok wanita tani (KWT). "Dari keterbatasan lahan ini, kita harapkan bisa menyuplai kebutuhan pangan di Kota Tangerang yang dibeli langsung oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kg," ujar Wali Kota Sachrudin.
Panen raya ini juga menjadi bagian dari kegiatan serentak di 14 provinsi sentra utama di Indonesia, yang dipusatkan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dan dihadiri Presiden Prabowo Subianto. Pemkot Tangerang berkomitmen untuk mendukung para petani dengan berbagai bantuan, termasuk penyediaan traktor, pompa air, dan perbaikan saluran irigasi untuk memastikan hasil panen yang maksimal, bahkan di musim kemarau.
Upaya Pemkot Tangerang Menuju Swasembada Pangan
Pemkot Tangerang menyadari pentingnya swasembada pangan, terutama beras, di tengah keterbatasan lahan. Oleh karena itu, berbagai program dan bantuan disalurkan untuk mendukung para petani. Bantuan tersebut meliputi penyediaan alat pertanian seperti traktor dan pompa air, serta perbaikan infrastruktur irigasi untuk mengatasi kendala di musim kemarau. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai target produksi 7,2 ton gabah per hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang, Muhdorun, menambahkan bahwa program urban farming juga digalakkan. Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan lahan tidur di sekitar lingkungan mereka untuk kegiatan pertanian. "Pemanfaatan urban farming baik di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan dengan cara yang tepat, bisa membantu Kota Tangerang dalam keberhasilan swasembada pangan sesuai dengan program pemerintah pusat," ujarnya.
Program urban farming ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi pangan lokal, tetapi juga mempercantik lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan. Dengan demikian, masyarakat Kota Tangerang dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Dukungan Kelompok Tani dan KWT
Keberhasilan program swasembada pangan di Kota Tangerang juga bergantung pada peran aktif kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT). Terdapat 13 kelompok tani dan 113 KWT yang terlibat aktif dalam kegiatan pertanian padi di Kota Tangerang. Mereka berperan penting dalam pengelolaan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen padi.
Kerja sama yang erat antara Pemkot Tangerang, kelompok tani, dan KWT menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemkot Tangerang memberikan dukungan berupa bantuan teknis, sarana dan prasarana pertanian, serta pelatihan kepada para petani. Sementara itu, kelompok tani dan KWT berperan dalam pengelolaan lahan dan proses produksi padi.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan target produksi padi 7,2 ton per hektare dapat tercapai dan Kota Tangerang dapat mewujudkan swasembada pangan.
Kesimpulan: Target produksi padi 7,2 ton per hektare di Kota Tangerang merupakan langkah strategis dalam upaya mencapai swasembada pangan. Komitmen Pemkot Tangerang, dukungan kelompok tani dan KWT, serta program urban farming diharapkan dapat mewujudkan target tersebut dan meningkatkan ketahanan pangan di Kota Tangerang.