Pemprov DKI Jakarta Gencar Gelar Bursa Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Sediakan Ribuan Lowongan!
Pemprov DKI Jakarta memperbanyak bursa kerja untuk lulusan SMA/SMK sederajat, dengan 2.000 lowongan tersedia di Jakarta Timur.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah proaktif dengan memperbanyak penyelenggaraan bursa kerja (job fair) yang menargetkan lulusan SMA/SMK sederajat. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan antara lulusan sekolah menengah dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Kepala Disnakertransgi Provinsi DKI Jakarta, Syaripudin, menyatakan bahwa fokus utama bursa kerja ini adalah menyasar lulusan SMK dan SMA karena segmen ini merupakan yang terbesar.
Salah satu inisiatif konkret dari upaya ini adalah penyediaan lebih dari 2.000 lowongan kerja dalam bursa kerja gelombang kedua tahun 2025. Bursa kerja ini diadakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas dan Pulogadung, Jakarta Timur, selama dua hari, yaitu pada Senin (19/5) dan Selasa (20/5). Langkah ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para lulusan baru untuk memasuki dunia kerja.
Syaripudin menjelaskan bahwa lowongan kerja yang paling banyak tersedia dan dibutuhkan oleh perusahaan di Jakarta Timur saat ini adalah petugas keamanan (sekuriti) dan pelayan restoran. Menurutnya, kebutuhan akan keterampilan dasar masih sangat tinggi di sektor-sektor ini. "Kalau sesuai segmen, banyak yang sifatnya (kebutuhan) masih keterampilan. Misalnya sebagai sekuriti, pelayan restoran, tetapi kalau untuk posisi pengambil kebijakan (manajerial), mereka punya metode rekrutmen sendiri dan juga kemampuan yang dipersyaratkan cukup tinggi," jelas Syaripudin.
Perusahaan dari Berbagai Sektor Berpartisipasi
Sebanyak 37 perusahaan dari berbagai sektor industri turut berpartisipasi dalam bursa kerja gelombang kedua di Jakarta Timur. Syaripudin mengungkapkan bahwa setiap perusahaan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda. Keberagaman ini mencerminkan dinamika pasar kerja yang terus berubah dan menuntut adaptasi dari para pencari kerja.
"Yang terbaru ada perusahaan yang bergerak di bidang jasa, restoran, otomotif. Semuanya memiliki karakteristik berbeda dan mereka mencari kebutuhannya juga berbeda-beda jumlah ataupun posisinya," ucap Syaripudin. Partisipasi aktif dari berbagai perusahaan ini menunjukkan komitmen sektor swasta dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jakarta.
Disnakertransgi DKI Jakarta secara konsisten melakukan evaluasi dan pemetaan terhadap kebutuhan perusahaan dengan kompetensi serta keterampilan yang dimiliki oleh warga Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk menyelaraskan program pelatihan dan pendidikan dengan kebutuhan industri yang ada. "Pemprov DKI ini sangat masif dengan program yang kita lakukan, evaluasi setiap tahun, kita nanti mau memetakan kebutuhan apa sebenarnya yang dimiliki industri wisata dan lain-lainnya," ujar Syaripudin.
Peningkatan Penyerapan Lulusan SMK di Dunia Kerja
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat peningkatan signifikan dalam tingkat keterserapan lulusan SMK di dunia kerja. Pada tahun 2024, angka ini mencapai 91,58 persen, meningkat 8,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 83,07 persen. Data ini menunjukkan bahwa program-program yang dijalankan oleh Pemprov DKI Jakarta mulai membuahkan hasil positif dalam meningkatkan daya saing lulusan SMK di pasar kerja.
Tren positif ini juga terlihat dari peningkatan penyerapan lulusan SMK dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, tingkat penyerapan lulusan SMK di dunia kerja sekitar 73,12 persen, kemudian naik menjadi 75,72 persen pada 2022, dan terus meningkat menjadi 83,07 persen pada tahun 2023. Peningkatan ini mencerminkan upaya berkelanjutan dari pemerintah dan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi.
Meskipun demikian, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa pengangguran dari lulusan SMK masih lebih tinggi (9,01 persen) dibandingkan lulusan SMA (7,05 persen), D4/S1/S2/S3 (5,25 persen), D1/D2/D3 (4,83 persen), SMP (4,11 persen), dan SD ke bawah (2,32 persen). Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pihak terkait untuk terus meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa pengangguran di DKI Jakarta per Februari 2025 mencapai 338 ribu orang, atau 6,18 persen. Angka ini meningkat 0,15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yang berada pada angka 6,03 persen. Pemerintah terus berupaya untuk menekan angka pengangguran ini melalui berbagai program pelatihan, bursa kerja, dan kerjasama dengan sektor swasta.