Pemprov Papua Pastikan Ketersediaan Pangan Aman untuk Program MBG
Pemerintah Provinsi Papua memastikan ketersediaan bahan pangan aman untuk mendukung Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh sekolah di Papua, meskipun distribusi akan lebih terkonsentrasi.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua memastikan ketersediaan bahan pangan di wilayahnya mencukupi untuk mendukung penuh Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh sekolah di Bumi Cenderawasih. Hal ini disampaikan langsung oleh Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, di Jayapura pada Selasa, 18 Maret 2024. Kepastian ini menjawab kekhawatiran akan potensi kekurangan bahan pangan dalam program skala besar tersebut.
Ramses Limbong menjelaskan bahwa Papua kaya akan hasil alam, termasuk berbagai jenis sayuran, ikan, ayam, daging, dan telur. Keberlimpahan sumber daya alam ini menjadi jaminan atas kecukupan bahan pangan untuk program MBG. Ia menekankan bahwa program MBG tidak menciptakan kebutuhan pangan baru, melainkan hanya mengkonsentrasikan distribusi bahan pangan yang sudah dikonsumsi masyarakat sehari-hari ke dapur-dapur umum MBG.
"Seperti ikan, ayam, daging, telur serta sayuran di Papua ini sangat cukup memenuhi kebutuhan MBG," kata Ramses Limbong. Ia menambahkan, "Jadi tidak ada perubahan, cuma nanti akan terkonsentrasi di dapur MBG sehingga kelihatan seolah-olah butuh banyak, padahal sehari-hari masyarakat juga sudah mengonsumsi bahan pangan itu sebelumnya."
Kesiapan Distribusi dan Sasaran Program MBG
Pemprov Papua menyadari pentingnya menjaga kesinambungan suplai bahan pangan untuk keberlangsungan program MBG yang akan berjalan sepanjang tahun. Oleh karena itu, pengawasan dan koordinasi yang ketat antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan program ini. "Ini yang harus dikontrol bersama baik dari SPPG, Pemda serta instansi terkait lainnya agar dapat berkelanjutan," tegas Ramses Limbong.
Pelaksanaan program MBG sendiri ditargetkan akan dilakukan secara bertahap, dimulai setelah Lebaran. Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Jayapura menjadi prioritas tahap awal. Namun, penentuan jadwal pastinya bergantung pada kesiapan mitra dapur SPPG dan Badan Gizi Nasional (BGN).
Sebagai gambaran, untuk Kota Jayapura saja dengan jumlah siswa sekitar 62.000, dibutuhkan kurang lebih 20 dapur umum. Ini menunjukkan skala besar program MBG dan pentingnya perencanaan yang matang dalam hal logistik dan distribusi.
Menjaga Ketersediaan Pangan Lokal Papua
Pemprov Papua berkomitmen untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal dalam mendukung program MBG. Hal ini tidak hanya memastikan ketersediaan bahan pangan, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat lokal. Dengan melibatkan petani dan peternak lokal, program MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian pangan di daerah. Dengan mengoptimalkan potensi lokal, Papua dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan pangan dari luar daerah, sekaligus meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah.
Keberhasilan program MBG sangat bergantung pada koordinasi dan kerjasama antar berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, hingga masyarakat lokal. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Papua.
Program MBG tidak hanya sekadar menyediakan makanan bergizi, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi muda Papua. Dengan memastikan ketersediaan pangan dan distribusi yang efektif, Pemprov Papua menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan generasi Papua yang sehat, cerdas, dan produktif.