Pemprov Sulteng Percepat Elektrifikasi Desa Terpencil: Morowali Target September Menyala
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkomitmen percepat penyalaan listrik di desa terpencil, khususnya di Morowali yang ditargetkan menyala September 2024, melalui kolaborasi dengan PLN dan program ‘Berani Menyala’ serta ‘Light Up The Dre

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tengah berpacu dengan waktu untuk memastikan desa-desa terpencil di wilayahnya menikmati akses listrik. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerataan energi nasional dan mewujudkan keadilan infrastruktur bagi seluruh masyarakat Sulteng. Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, memimpin langsung upaya percepatan elektrifikasi ini, dengan meninjau langsung pembangunan infrastruktur listrik di lapangan dan berkolaborasi erat dengan PLN.
Inisiatif ini menjawab pertanyaan mendasar: Apa yang dilakukan? Percepatan elektrifikasi desa terpencil. Siapa yang terlibat? Pemprov Sulteng dan PLN. Di mana? Sulawesi Tengah, khususnya Morowali dan daerah kepulauan. Kapan? Saat ini, dengan target penyalaan di Morowali pada September 2024. Mengapa? Untuk pemerataan energi dan keadilan infrastruktur. Bagaimana? Melalui peninjauan lapangan, kolaborasi, dan penyediaan anggaran untuk sambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu.
Komitmen Pemprov Sulteng terlihat nyata dalam berbagai langkah konkrit. Gubernur Anwar Hafid secara tegas menyatakan, "Alhamdulillah, sebagian besar wilayah sudah bebas dari gelap. Wilayah seperti Kabupaten Morowali progresnya sudah 90 persen. Insyaallah, bulan September ini bisa menyala, kalau tidak ada hambatan." Pernyataan ini menunjukkan optimisme dan tekad kuat pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah akses listrik di wilayah terpencil.
Percepatan Elektrifikasi di Morowali dan Daerah Kepulauan
Kabupaten Morowali menjadi fokus utama dalam percepatan elektrifikasi ini. Gubernur Anwar Hafid secara aktif memantau langsung pembangunan infrastruktur listrik di daerah tersebut. "Saya turun langsung, cek tower-towernya. Kalau ada yang menghambat, langsung saya selesaikan. Kita tidak boleh main-main soal pelayanan dasar seperti listrik," tegasnya. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemprov Sulteng dalam memastikan proyek berjalan lancar dan tepat waktu.
Program ‘Berani Menyala’ menjadi program prioritas Pemprov Sulteng dalam mewujudkan pemerataan infrastruktur. Program ini secara khusus menargetkan wilayah-wilayah terpencil seperti Morowali dan daerah kepulauan yang selama ini belum menikmati akses listrik. Kolaborasi erat dengan PLN Unit Induk Wilayah Suluttenggo juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
General Manager PLN Suluttenggo, Basuki Atmoko, menyatakan kesiapan teknis sistem kelistrikan untuk menyalurkan daya ke desa-desa yang sebelumnya belum terjangkau. "Sebagian besar infrastruktur sudah terkoneksi dengan sistem, daya listrik sudah tersedia. Tinggal menunggu penyalaan resmi, termasuk di wilayah seperti Palu 3 dan desa-desa di Morowali Utara," ujarnya. Pernyataan ini semakin memperkuat optimisme akan tercapainya target penyalaan listrik di Morowali pada September 2024.
Kolaborasi dan Program Pendukung
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program percepatan elektrifikasi ini. Baik Pemprov Sulteng maupun PLN sama-sama menekankan pentingnya sinergi untuk memastikan tidak ada lagi wilayah di Sulawesi Tengah yang tertinggal dalam hal akses listrik. PLN sendiri memiliki program ‘Light Up The Dream’ yang menunjukkan kepedulian individu pegawai PLN dalam membantu masyarakat kurang mampu mendapatkan sambungan listrik.
Program ‘Light Up The Dream’ merupakan inisiatif pegawai PLN yang menyisihkan sebagian gaji untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. "Program ini menunjukkan bahwa kepedulian tidak hanya datang dari institusi, tapi juga dari individu pegawai PLN yang ingin meringankan beban masyarakat," kata Basuki Atmoko. Hal ini menunjukkan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan akses energi yang berkeadilan.
Pemprov Sulteng juga menyiapkan anggaran untuk membantu sambungan listrik dan meteran gratis bagi masyarakat tidak mampu. Langkah ini memastikan bahwa masyarakat miskin juga dapat menikmati manfaat dari program percepatan elektrifikasi ini. Dengan demikian, program ini tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada aspek sosial dan pemerataan kesejahteraan.
Meskipun terdapat 69 desa di Sulawesi Tengah yang belum teraliri listrik sepenuhnya, sebagian besar sudah masuk dalam daftar prioritas penyalaan. Lebih dari 250 pelanggan terdaftar, dan lebih dari 100 di antaranya telah menyelesaikan pembayaran. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat untuk segera menikmati akses listrik.
Keberhasilan program percepatan elektrifikasi di Sulawesi Tengah tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa-desa terpencil, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di daerah tersebut. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan PLN, serta dukungan dari berbagai pihak, menjadi kunci keberhasilan program ini.