Penerimaan Pajak NTB Tumbuh 16,44 Persen di 2024
Penerimaan pajak di Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2024 meningkat 16,44 persen, didorong oleh lonjakan pajak penghasilan dan PPN/PPnBM, meskipun terdapat penurunan pada pajak bumi dan bangunan serta pajak lainnya.

Pertumbuhan Positif Penerimaan Pajak NTB di 2024
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan kabar baik terkait kinerja penerimaan pajak tahun 2024. Kinerja penerimaan pajak di NTB menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 16,44 persen. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, dalam konferensi pers di Mataram, Kamis, 23 Januari 2025.
Pertumbuhan signifikan ini terutama ditopang oleh dua sektor utama. Sektor pertama adalah pajak penghasilan yang mencapai Rp2,73 triliun, melampaui target hingga 101,35 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan hampir semua jenis pajak penghasilan dan kontribusi sektor terkait. Hal ini menunjukkan kesehatan ekonomi dan aktivitas bisnis di NTB.
Selanjutnya, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan penerimaan pajak. Penerimaan dari sektor ini mencapai Rp1,54 triliun atau 99,67 persen dari target. Peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan sektor pendukung lainnya, menjadi faktor pendorong utama.
Dominasi Pajak Penghasilan dan PPN/PPnBM
Kepala DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, menekankan pentingnya kedua sektor ini dalam menopang perekonomian dan penerimaan pajak daerah. Dominasi pajak penghasilan dan PPN/PPnBM menunjukkan sektor-sektor strategis yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi NTB.
Meskipun demikian, tidak semua jenis pajak menunjukkan kinerja positif. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengalami koreksi negatif sebesar 28,22 persen, menjadi Rp366,95 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh tidak adanya setoran pajak dari sektor pertambangan. Sementara itu, penerimaan pajak lainnya juga mengalami penurunan sebesar 0,84 persen, menjadi Rp74 miliar, yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan benda meterai.
Kesimpulan: Prospek Positif di Tengah Tantangan
Secara keseluruhan, mayoritas jenis pajak utama di NTB mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2024. Meskipun terdapat penurunan pada beberapa sektor seperti PBB pertambangan dan penjualan benda meterai, pertumbuhan penerimaan pajak secara keseluruhan tetap positif dan menjanjikan. Hal ini menunjukkan kinerja ekonomi NTB yang cukup baik dan menjadi modal penting untuk pembangunan daerah ke depannya.