Penundaan Tarif AS Beri Sentimen Positif, IHSG Menguat
Penundaan penerapan tarif oleh Amerika Serikat memberikan sentimen positif terhadap IHSG, yang pada penutupan perdagangan Jumat menguat 18,15 poin.

Jakarta, 7 Maret 2025 - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa penundaan penerapan tarif oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara mitra dagangnya memberikan dampak positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini disampaikan beliau di sela-sela acara Ring the Bell for Gender Equality (RTBFGE) 2025 di Gedung BEI, Jakarta, Jumat lalu. Keputusan AS ini memberikan angin segar bagi pasar saham Indonesia.
Iman Rachman menjelaskan lebih lanjut, "Jadi, penundaan itu juga pasti berdampak positif, buat beberapa negara. Jadi, dampaknya jelas cukup positif." Pernyataan ini menunjukkan optimisme terhadap kinerja IHSG di tengah fluktuasi pasar global. Meskipun demikian, beliau juga menekankan kompleksitas faktor yang mempengaruhi IHSG.
Volatilitas IHSG, menurut Iman, dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik global maupun domestik, serta kinerja emiten-emiten yang tercatat di BEI. Ia menambahkan, "Indeksnya itu kan berbagai macam dampak. Ya, baik global, domestik maupun terhadap perusahaannya. Jadi semua bercampur." Pernyataan ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor dalam menganalisis pergerakan IHSG.
Sentimen Positif dari Penundaan Tarif AS
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan pembebasan tarif 25 persen untuk barang-barang asal Kanada dan Meksiko yang termasuk dalam perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA). Pembebasan ini berlaku selama sebulan dan diumumkan setelah pembebasan tarif serupa untuk barang otomotif. Awalnya, Trump hanya memberikan pengecualian kepada Meksiko, namun kemudian memperluasnya ke Kanada.
Keputusan Trump ini dinilai sebagai langkah yang mengurangi ketegangan perdagangan dan memberikan kepastian bagi para pelaku usaha di Kanada dan Meksiko. Dampak positifnya juga dirasakan di pasar saham Indonesia, tercermin dari penguatan IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa pasar merespon positif kebijakan-kebijakan yang mengurangi ketidakpastian ekonomi global.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa IHSG tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Oleh karena itu, para investor perlu tetap waspada dan melakukan analisis yang komprehensif sebelum mengambil keputusan investasi.
Analisis Pergerakan IHSG
Pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Maret 2025, IHSG tercatat menguat 18,15 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.636,00. Sementara itu, indeks LQ45 melemah 3,10 poin atau 0,41 persen ke posisi 750,39. Perbedaan pergerakan IHSG dan LQ45 menunjukkan adanya dinamika sektoral di dalam pasar saham Indonesia.
Penguatan IHSG menunjukkan adanya optimisme di pasar, yang sebagian dipengaruhi oleh penundaan tarif AS. Namun, pelemahan LQ45 menunjukkan bahwa tidak semua sektor mengalami penguatan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami pergerakan sektoral ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perlu diingat bahwa pasar saham bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Kesimpulannya, meskipun penundaan tarif AS memberikan sentimen positif terhadap IHSG, penting untuk tetap mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Para investor perlu melakukan analisis yang cermat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Data-data ekonomi makro, baik domestik maupun global, juga perlu dipertimbangkan dalam analisis IHSG. Faktor-faktor politik dan geopolitik juga dapat memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan sangat penting dalam berinvestasi di pasar saham.