Pertamina Dukung UMKM Binaan: Lestarikan Tradisi Batik Tulis, Tembus Pasar Global
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Barat mendukung penuh UMKM binaannya, Dimas Batik, yang mempertahankan tradisi batik tulis dan berhasil menembus pasar internasional.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) memberikan dukungan penuh kepada UMKM binaannya, Dimas Batik, sebuah usaha batik tulis tradisional di Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dukungan ini diberikan karena Pertamina melihat pentingnya pelestarian budaya lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Bantuan berupa pendanaan dan pelatihan telah membuahkan hasil, dengan Dimas Batik kini mampu menembus pasar internasional, termasuk Jepang dan Singapura. Pertamina berharap dapat terus mendukung UMKM naik kelas dan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Pertamina memberikan apresiasi atas kegigihan Dimas Batik dalam mempertahankan teknik batik tulis tradisional, khususnya penggunaan malam atau lilin dalam proses pembuatannya. Di tengah modernisasi dan kemudahan teknik printing, Dimas Batik tetap berkomitmen menjaga warisan budaya leluhur. Hal ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam memberdayakan UMKM dan melestarikan budaya Indonesia.
Kisah sukses Dimas Batik menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan dukungan pendanaan dan pelatihan dari Pertamina, Dimas Batik tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasarnya hingga ke kancah internasional.
Dimas Batik: Mempertahankan Tradisi, Meraih Pasar Global
Dimas Batik, UMKM binaan Pertamina yang berdiri sejak 1987, merupakan satu-satunya perajin batik tulis di Tasikmalaya yang masih setia menggunakan malam atau lilin dalam proses pembuatannya. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Aisha Nadia, pemilik Dimas Batik, dalam menjaga tradisi batik tulis.
Dengan mempekerjakan 25 pembatik, termasuk 10 ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah, Dimas Batik juga berkontribusi pada pemberdayan masyarakat sekitar. Model kerja ini memungkinkan para ibu untuk tetap produktif secara ekonomi sambil tetap menjalankan peran mereka di rumah.
"Kami ingin mempertahankan tradisi, tapi juga memberi ruang bagi ibu-ibu agar bisa tetap produktif tanpa meninggalkan peran utama mereka di rumah," ujar Aisha Nadia, pemilik Dimas Batik.
Dukungan Pertamina berupa pendanaan sebesar Rp50 juta dua bulan sebelum pandemi COVID-19, digunakan untuk membeli tanah dan membangun galeri permanen. Langkah ini sangat krusial dalam pengembangan bisnis Dimas Batik.
Ekspansi Pasar dan Pelatihan
Saat ini, produk Dimas Batik telah dipasarkan ke berbagai kota di Jawa, bahkan hingga Singapura dan Jepang. Kesuksesan menembus pasar internasional ini tidak lepas dari adaptasi terhadap selera pasar luar negeri, tanpa meninggalkan identitas budaya.
"Orang Jepang sangat menyukai motif batik kami yang bernuansa bunga kecil-kecil, seperti melati, sakura, dan truntum. Mereka kurang menyukai motif binatang, jadi kami beradaptasi tanpa kehilangan identitas," jelas Aisha.
Pada tahun 2024, Dimas Batik mengikuti pelatihan Pertamina UMK Academy kelas Go Global untuk semakin memperkuat strategi ekspornya. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam mengembangkan bisnis di pasar internasional.
Motif-motif batik yang ditawarkan Dimas Batik, seperti Merak Ngibing, Tiga Negeri, Cupat Manggu, dan Sidomukti, memiliki filosofi mendalam yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan.
Dukungan Pertamina dan Cita-cita Pembangunan
Eko Kristiawan, Area Manager Communication, Relation, & CSR Regional JBB Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa kisah sukses Dimas Batik selaras dengan semangat Asta Cita Pemerintahan. Keberhasilan Dimas Batik dalam meningkatkan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif menjadi contoh nyata kontribusi UMKM dalam pembangunan ekonomi.
Pertamina berperan penting dalam keberhasilan Dimas Batik. Dukungan berupa pendanaan dan pelatihan telah membantu UMKM ini tumbuh dan berkembang, sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa. Keberhasilan ini membuktikan bahwa pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan.
"Di tengah pilihan instan dan cepat, Aisha tetap memilih lilin, karena setiap goresan malam adalah jejak sejarah yang tak tergantikan," sebut Eko, menekankan dedikasi Aisha dalam mempertahankan tradisi batik tulis.
Dimas Batik menjadi contoh inspiratif bagi UMKM lainnya, menunjukkan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan dukungan yang tepat, UMKM dapat tumbuh dan berkembang pesat, sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa.