Pertamina NRE Bangun PLTS, Dorong Produksi Jamur di Cilamaya!
Pertamina NRE membangun PLTS 2 kWp di Cilamaya, Jawa Barat, untuk membantu petani jamur meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya produksi melalui program Desa Energi Berdikari.

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) telah berhasil membangun sebuah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala kecil di Cilamaya, Jawa Barat. PLTS berkapasitas 2 kWp ini didedikasikan untuk mendukung para petani jamur lokal meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha mereka. Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Community Involvement Development (CID) Pertamina NRE yang bertajuk "Desa Energi Berdikari", sebuah program yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan energi terbarukan.
Pembangunan PLTS ini diresmikan pada tanggal 24 Maret di Jakarta. Menurut Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE, program ini merepresentasikan komitmen perusahaan terhadap transisi energi bersih dan peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat. PLTS tersebut dilengkapi dengan baterai penyimpanan 5 kWh, yang akan digunakan untuk mendukung berbagai proses produksi jamur, termasuk sterilisasi bibit dan pengaturan kelembaban di dalam rumah jamur.
Lokasi Cilamaya dipilih karena strategis. Wilayah ini menjadi lokasi PLTGU terbesar di Asia Tenggara, dikelola oleh PT Jawa Satu Power, afiliasi Pertamina NRE. Pembangunan PLTS skala kecil ini merupakan upaya diversifikasi energi dan implementasi prinsip keberlanjutan di Cilamaya, sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap Net Zero Emission (NZE).
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Petani Jamur
Sebelum adanya PLTS, petani jamur di Cilamaya bergantung pada listrik konvensional yang cukup mahal, terutama untuk proses sterilisasi bibit dan pengoperasian pompa air. Dengan adanya PLTS, biaya operasional mereka kini dapat ditekan secara signifikan, bahkan hingga 90 persen. Hal ini memungkinkan petani untuk mengalokasikan dana yang sebelumnya digunakan untuk listrik ke sektor lain, seperti pengembangan varietas jamur dan peningkatan kapasitas produksi.
"Dengan pemanfaatan PLTS ini, petani jamur di Cilamaya bisa menghemat biaya operasional, sekaligus meningkatkan hasil panen mereka," jelas Dicky Septriadi. Meningkatnya permintaan jamur, terutama selama bulan Ramadhan, kini dapat dipenuhi dengan lebih efisien berkat dukungan PLTS ini. Petani dapat meningkatkan produksi tanpa terbebani biaya listrik yang tinggi.
Lebih lanjut, Dicky menambahkan bahwa, "Dengan adanya PLTS, biaya listrik bisa ditekan secara signifikan, memungkinkan petani untuk mengalokasikan dana ke sektor lain, seperti pengembangan varietas jamur dan peningkatan kapasitas produksi."
Dampak Positif terhadap Lingkungan dan Ekonomi Lokal
Penggunaan energi terbarukan melalui PLTS ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Emisi karbon dari proses produksi jamur berkurang secara signifikan, mendukung target NZE pemerintah. Tidak hanya itu, PLTS juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan peningkatan produksi jamur, muncul peluang usaha baru seperti pengolahan jamur menjadi produk makanan olahan. Beberapa kelompok tani telah memulai usaha pembuatan keripik jamur dan abon jamur, yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan jamur mentah. Hal ini menunjukkan bagaimana energi terbarukan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
"Melalui program ini, Pertamina NRE tak hanya mendorong transisi energi hijau, tetapi juga menguatkan ekonomi lokal berbasis energi mandiri. Model Desa Energi Berdikari ini diharapkan bisa direplikasi di daerah lain," ungkap Dicky.
Replikasi Model Desa Energi Berdikari
Keberhasilan program Desa Energi Berdikari di Cilamaya diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Pertamina NRE berharap model ini dapat direplikasi untuk memberdayakan komunitas lain melalui pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan ekonomi lokal. Integrasi teknologi energi bersih dengan pemberdayaan ekonomi terbukti efektif dalam membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mandiri.
Dengan sinergi antara teknologi energi bersih dan pemberdayaan ekonomi, Cilamaya menjadi contoh nyata bagaimana energi terbarukan dapat menjadi kunci dalam membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mandiri. Program ini membuktikan bahwa transisi energi tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat.