Petani Tanjungpinang Sukses Budidaya Padi di Pekarangan Rumah, Jadi Inspirasi Ketahanan Pangan
Kepala DKP2KH Kepri apresiasi budidaya padi di pekarangan rumah warga Tanjungpinang yang telah berhasil panen hingga 8 ton per hektare dan diharapkan menginspirasi program ketahanan pangan nasional.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rika Azmi, melakukan peninjauan ke pekarangan rumah Ady Indra Pawennari di Kelurahan Air Raja, Tanjungpinang, pada Kamis, 27 Maret. Di sana, ia melihat langsung budidaya padi yang dilakukan Ady, seorang warga yang mempelopori inisiatif ini di Tanjungpinang. Kunjungan ini bertujuan untuk mengapresiasi upaya Ady dan melihat potensi pengembangannya dalam mendukung ketahanan pangan daerah.
Rika Azmi, didampingi penyuluh pertanian, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan Ady. Inisiatif ini dinilai sebagai contoh nyata dukungan terhadap program swasembada pangan nasional, khususnya Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto. Lebih lanjut, Rika berharap budidaya padi di pekarangan rumah dapat menginspirasi warga lainnya untuk turut serta dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Kepri.
Pemerintah Provinsi Kepri, melalui DKP2KH, fokus pada program ketahanan pangan. Kepri, sebagai salah satu provinsi yang ditargetkan berkontribusi signifikan pada sektor ini, sangat terbantu dengan inisiatif-inisiatif seperti yang dilakukan oleh Ady. Rika berharap Ady dapat mengembangkan budidaya padi ini ke lahan yang lebih luas lagi untuk meningkatkan hasil panen.
Sukses Panen Padi hingga 8 Ton per Hektare
Ady Indra Pawennari, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kepri, memulai budidaya padi di pekarangan rumahnya sejak tahun 2022. Hingga saat ini, ia telah melakukan empat kali panen dengan berbagai varietas padi, termasuk Ketan Hitam, CL 220, Inpari 32, dan SR. Produktivitasnya pun meningkat signifikan, dari 2,5 ton per hektare pada panen pertama menjadi rata-rata 8 ton per hektare di panen selanjutnya.
Ady mengungkapkan bahwa budidaya padi ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhurnya yang juga petani. "Sebagai anak petani yang memang lahir dari darah nenek moyang petani, kegiatan budidaya tanaman padi di pekarangan rumah ini merupakan bentuk penghormatan saya kepada leluhur. Kita boleh jadi wartawan atau pengusaha, tapi jangan lupakan dari mana kita berasal," ungkap Ady.
Ia juga mendukung wacana Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, untuk memanfaatkan lahan terlantar di Kepri sebagai lahan pertanian. Banyak tanah yang tersandera oleh Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Guna Usaha (HGU) dibiarkan terlantar, padahal dapat dimanfaatkan sebagai lahan produktif untuk menghasilkan bahan pangan.
Ady menambahkan, "Padahal, ini bisa kita manfaatkan jadi lahan produktif penghasil bahan pangan."
Tanaman Padi di Paviliun Nusantara
Tanaman padi di pekarangan rumah Ady, yang diberi nama Paviliun Nusantara dengan ukuran 4 x 9 meter, saat ini sudah mulai menguning. Tanaman padi varietas SR yang telah berumur 90 hari setelah tanam diperkirakan akan dipanen seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. Keberhasilan Ady ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Kepri lainnya untuk memanfaatkan lahan pekarangan mereka guna mendukung ketahanan pangan.
Keberhasilan budidaya padi di lahan sempit ini membuktikan bahwa ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mendorong keberhasilan program ini.
Langkah Ady ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam mendorong ketahanan pangan nasional. Dengan memanfaatkan lahan yang ada, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor beras dan meningkatkan swasembada pangan di Indonesia.