Pinjaman Pemkot Surabaya: Momentum Tumbuhkan Ekonomi di Tengah Pelambatan Global
Ketua Komisi C DPRD Surabaya menilai rencana pinjaman Pemkot Surabaya untuk infrastruktur sebagai langkah strategis menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan ekonomi global dan efisiensi anggaran pemerintah pusat.
![Pinjaman Pemkot Surabaya: Momentum Tumbuhkan Ekonomi di Tengah Pelambatan Global](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191717.802-pinjaman-pemkot-surabaya-momentum-tumbuhkan-ekonomi-di-tengah-pelambatan-global-1.jpg)
Pemkot Surabaya berencana meminjam dana untuk pembangunan infrastruktur, sebuah langkah yang dinilai oleh Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, sebagai momentum penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keputusan ini diumumkan pada Selasa, 11/2, di Surabaya, Jawa Timur, di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.
Menjaga Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Eri Irawan, yang juga anggota Badan Anggaran DPRD Surabaya, menekankan perlunya Pemkot Surabaya mencari sumber pendanaan alternatif yang kompetitif. UU No. 1 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU HKPD) membuka peluang untuk pinjaman daerah, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dan solusi pendanaan lainnya. Meskipun demikian, optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetap menjadi prioritas.
Rencana pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur penting, termasuk Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), kelanjutan proyek jalan Menganti Lidah Wetan, pembangunan rumah sakit di kawasan selatan dan utara, diversi Gunungsari, dan pembangunan berbagai saluran. Pemkot Surabaya dan DPRD akan berkoordinasi lebih lanjut mengenai detail peminjaman dan pembiayaan proyek-proyek tersebut.
Tantangan Fiskal Tahun 2025
Tahun 2025 diproyeksikan sebagai tahun penuh tantangan fiskal. Pemerintah pusat telah mengumumkan efisiensi anggaran, termasuk pengurangan dana transfer ke daerah, yang berdampak signifikan pada ruang fiskal Pemkot Surabaya. Situasi ini diperparah dengan potensi pendapatan Kota Surabaya yang mungkin tidak sesuai harapan.
Di tengah tantangan ini, Eri Irawan menekankan pentingnya mendukung visi Presiden untuk pertumbuhan ekonomi 8 persen, salah satunya melalui percepatan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur di Surabaya diharapkan dapat menggerakkan perekonomian, menarik investasi baru, meningkatkan daya saing usaha, dan memperkuat posisi Surabaya sebagai superhub megapolitan, terutama sebagai pintu utama perdagangan nasional dan internasional di kawasan timur Indonesia.
Infrastruktur sebagai Pengungkit Ekonomi
Eri Irawan menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan menjadi bantalan ekonomi Surabaya di tengah perlambatan ekonomi global. Investasi infrastruktur, menurutnya, akan mengurangi biaya logistik, menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru, dan membuka lapangan kerja. Dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah proyek, Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga diharapkan meningkat. Ia mencontohkan perkembangan Gresik yang mendapatkan investasi besar berupa smelter senilai Rp58 triliun.
Meskipun demikian, Eri Irawan mengingatkan pentingnya optimalisasi pemanfaatan proyek infrastruktur yang dibiayai oleh pinjaman daerah. Studi kelayakan yang matang diperlukan untuk mencegah under utilisasi proyek, yang dapat mengurangi dampak ekonomi dan meminimalkan multiplier effect terhadap PAD.
Kesimpulan
Rencana pinjaman Pemkot Surabaya untuk pembangunan infrastruktur merupakan strategi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan ekonomi global dan efisiensi anggaran pemerintah pusat. Keberhasilan strategi ini bergantung pada perencanaan yang matang, optimalisasi PAD, dan pemanfaatan proyek infrastruktur secara optimal untuk memaksimalkan dampak ekonomi dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.