Polda Gorontalo Imbau Orang Tua Awasi Anak Usai Kasus Pemerkosaan
Kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur di Gorontalo mendorong Polda Gorontalo mengimbau orang tua untuk lebih mengawasi pergaulan anak, penggunaan gadget, serta meminta kerja sama sekolah dan pemerintah.

Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo mengimbau orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka menyusul kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Gorontalo. Imbauan ini disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro, pada Kamis, 30 Januari 2024 di Gorontalo.
Imbauan tersebut dikeluarkan sebagai respon atas meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Pihak kepolisian menekankan pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak dari ancaman tersebut. Kombes Pol Desmont menyatakan, "Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Gorontalo, terutama orang tua, untuk saling mengawasi anak-anaknya yang masih di bawah umur."
Pengawasan ini tidak hanya mencakup pergaulan anak, tetapi juga penggunaan gadget. Polisi khawatir akses mudah terhadap teknologi dapat menjadi jalan masuk bagi pelaku kejahatan untuk mendekati korban. Kombes Pol Desmont menambahkan, "Termasuk dalam rangka penggunaan gadget-nya, kami mengantisipasi agar hal-hal seperti ini tidak terjadi kembali."
Kasus yang menjadi pemicu imbauan ini melibatkan seorang anak berusia 14 tahun yang menjadi korban pemerkosaan oleh 19 orang pemuda. Enam pelaku telah ditahan oleh pihak kepolisian, sementara yang lain masih dalam proses hukum karena masih di bawah umur, dan menunggu pendampingan dari Balai Pemasyarakatan (Bapas).
Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya kerja sama berbagai pihak dalam mencegah kasus serupa terjadi kembali. Kerja sama antara orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Peran aktif sekolah dalam memberikan edukasi tentang perlindungan anak juga sangat penting.
Para tersangka dalam kasus ini terancam hukuman pidana minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun penjara, dengan denda paling banyak Rp5 miliar. Hukuman yang berat ini diharapkan menjadi efek jera bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak.
Polda Gorontalo berharap dengan adanya imbauan dan kerja sama yang solid dari berbagai pihak, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Gorontalo dapat ditekan dan anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.