Polres Jaktim Gandeng Ormas: Strategi Baru Basmi Premanisme di Jakarta Timur
Polres Jaktim berkolaborasi dengan ormas-ormas besar untuk memberantas premanisme dan menciptakan keamanan di Jakarta Timur, melibatkan pendekatan preemtif, preventif, dan represif.

Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) menggandeng berbagai organisasi masyarakat (ormas) dalam upaya mencegah dan memberantas premanisme yang meresahkan warga. Langkah kolaboratif ini diumumkan pada Jumat, 9 Mei 2024, di Polres Metro Jakarta Timur. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menjelaskan strategi ini sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
Kerja sama ini bukan tanpa dasar. Polres Jaktim telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan para pimpinan ormas di Jakarta Timur untuk membahas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, terjalin komitmen bersama untuk mencegah tindakan-tindakan premanisme dari pihak ormas. Hal ini menunjukkan keseriusan Polres Jaktim dalam melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan keamanan.
Langkah ini mencakup berbagai bentuk premanisme, mulai dari penagihan utang secara paksa oleh kelompok 'mata elang', pungutan liar (pungli), hingga intimidasi. Kapolres menegaskan bahwa semua tindakan tersebut merupakan perbuatan kriminal dan akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Polisi berkomitmen untuk terus melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap para pelaku premanisme.
Kerja Sama dengan Ormas: Strategi Pencegahan Premanisme
Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan bahwa ormas-ormas dilibatkan aktif dalam program-program kemasyarakatan. Dengan demikian, diharapkan peran ormas dapat mencegah munculnya tindakan premanisme. Beberapa ormas yang terlibat dalam kerjasama ini antara lain Forum Betawi Rempug (FBR), Pemuda Pancasila (PP), Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Laskar Merah Putih (LMP), GP Anshor, dan Badan Pembina Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menjangkau lebih luas lapisan masyarakat dan memberikan efek jera bagi para pelaku premanisme. Dengan melibatkan ormas, diharapkan informasi dan pengawasan di tingkat akar rumput dapat lebih efektif. Hal ini merupakan langkah strategis untuk mencegah premanisme sebelum terjadi.
Polisi juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya premanisme dan pentingnya melaporkan setiap tindakan yang mencurigakan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
Operasi Terpadu Polda Metro Jaya: Pendekatan Tiga Pilar
Polda Metro Jaya juga turut serta dalam upaya memberantas premanisme dengan menggelar operasi terpadu di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Operasi ini menggunakan pendekatan tiga pilar, yaitu preemtif, preventif, dan represif. Hal ini menunjukkan komitmen yang menyeluruh dalam menangani masalah premanisme.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa operasi ini tidak hanya fokus pada penindakan. Pendekatan preemtif dilakukan melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Pendekatan preventif dilakukan dengan pengawasan intensif di lokasi-lokasi rawan premanisme. Sedangkan pendekatan represif dilakukan dengan penindakan tegas terhadap para pelaku premanisme yang tertangkap.
Operasi terpadu ini merupakan langkah komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Polres Jaktim dan ormas-ormas setempat. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan operasi ini dapat memberikan dampak signifikan dalam menekan angka premanisme di Jakarta dan sekitarnya. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pendekatan terpadu ini menjadi kunci keberhasilan dalam memberantas premanisme. Dengan menggabungkan pencegahan, pengawasan, dan penindakan, diharapkan premanisme dapat ditekan secara signifikan. Kolaborasi antara kepolisian, ormas, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
Kesimpulannya, upaya pemberantasan premanisme di Jakarta Timur dilakukan dengan strategi kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari kepolisian, ormas, hingga masyarakat. Pendekatan terpadu yang mencakup pencegahan, pengawasan, dan penindakan diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh warga Jakarta Timur.