Polres Mojokerto Kota Tingkatkan Kemampuan Dalmas Personel Hadapi Aksi Massa
Polres Mojokerto Kota menggelar pelatihan pengendalian massa untuk meningkatkan kemampuan dan kekompakan personel dalam menangani aksi unjuk rasa, menekankan pentingnya humanis dan sesuai SOP.

Polres Mojokerto Kota, Jawa Timur, menggelar pelatihan pengendalian massa (dalmas) untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan personelnya dalam menghadapi aksi massa. Pelatihan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi kericuhan dan demonstrasi di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota. Pelatihan yang digelar Rabu lalu ini dipimpin langsung oleh Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S. Marunduri.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh personel Satsamapta memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni dalam menangani berbagai situasi yang mungkin terjadi saat aksi unjuk rasa. Hal ini penting mengingat pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta memastikan penyampaian aspirasi berjalan dengan tertib dan aman.
Kapolres Mojokerto Kota menekankan pentingnya pelatihan ini, terutama dalam konteks penanganan aksi massa yang mungkin terjadi. "Kepada anggota Satsamapta untuk melaksanakan latihan dengan kerja sama dan tidak underestimate (menganggap remeh) sesuai dengan peraturan yang benar," tegas AKBP Daniel S. Marunduri.
Penguatan Teori dan Praktik Pengendalian Massa
Pelatihan yang diberikan meliputi berbagai aspek penting dalam pengendalian massa. Materi pelatihan mencakup apel kesiapan, penguatan teori standard operating procedure (SOP) pengendalian massa, formasi barisan, teknik penghalauan dan pembubaran massa, serta penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).
Para personel dilatih untuk memahami dan menerapkan SOP secara benar dalam setiap tahapan pengendalian massa. Latihan formasi barisan bertujuan untuk meningkatkan kekompakan dan kesigapan personel dalam menghadapi massa. Teknik penghalauan dan pembubaran massa diajarkan untuk memastikan penanganan massa dilakukan secara efektif dan terukur.
Penggunaan APAR juga menjadi bagian penting dari pelatihan. Personel dilatih untuk menggunakan APAR dengan benar dan sesuai prosedur, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya pembakaran saat aksi unjuk rasa. Hal ini menunjukkan kesiapan Polres Mojokerto Kota dalam menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi.
Komitmen Humanis dan Tetap dalam Koridor SOP
Kapolres Mojokerto Kota secara langsung turut serta dalam pelatihan, termasuk menguji ketahanan formasi berlindung yang dilakukan oleh pleton petugas pengendalian massa. Beliau menekankan pentingnya sikap humanis dalam menjalankan tugas pengendalian massa.
"Kami mengingatkan kepada anggota untuk tetap humanis dalam melakukan pengendalian massa, tidak melakukan tindak represif serta tetap dalam satuan peleton," pesan AKBP Daniel S. Marunduri. Hal ini menunjukkan komitmen Polres Mojokerto Kota untuk mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam menangani aksi massa.
Pelatihan ini juga menekankan pentingnya bertindak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Semua tindakan yang dilakukan oleh personel harus terukur, terkontrol, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir potensi pelanggaran dan menjaga reputasi kepolisian.
Wujud Komitmen Polres Mojokerto Kota dalam Pengamanan Aksi Penyampaian Aspirasi
Pelatihan pengendalian massa ini merupakan wujud komitmen Polres Mojokerto Kota dalam memberikan pengamanan dan pengawalan aksi penyampaian aspirasi masyarakat. Dengan kemampuan dan kesiapan personel yang terlatih, diharapkan dapat menciptakan kondisi yang aman dan kondusif bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.
Kemampuan personel dalmas yang terlatih dan terampil menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya saat menghadapi aksi unjuk rasa. Dengan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan, diharapkan Polres Mojokerto Kota mampu menangani berbagai situasi dengan efektif dan profesional.
Lebih lanjut, pelatihan ini juga menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama antar personel dalam menghadapi aksi massa. Kerjasama yang solid dan terkoordinasi dengan baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penanganan aksi massa. Dengan demikian, potensi kericuhan dan konflik dapat diminimalisir.