Pompanisasi Dongkrak Produksi Padi di Pulau Jawa, Hadapi El Nino
Program pompanisasi berhasil meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa hingga 2,8 juta ton, mengatasi dampak El Nino dan meningkatkan stok beras nasional.

Majalengka, 7 April 2025 - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan keberhasilan program pompanisasi dalam meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa. Program ini terbukti efektif meningkatkan produksi hingga 2,8 juta ton di tengah tantangan iklim El Nino. Hal ini disampaikan Amran saat mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam panen raya di Majalengka, Jawa Barat.
Amran menjelaskan bahwa program pompanisasi menjadi kunci peningkatan produksi beras nasional. Data dari Januari hingga Maret 2025 menunjukkan peningkatan signifikan. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kebijakan penyederhanaan distribusi pupuk yang memudahkan petani mengakses pupuk bersubsidi.
Peningkatan produksi ini juga dibarengi dengan peningkatan stok beras di Bulog. Hal ini menunjukkan dampak positif dari berbagai kebijakan pemerintah dalam sektor pertanian.
Peningkatan Produksi Padi di Tengah El Nino
Berkat program pompanisasi, produksi padi di Pulau Jawa meningkat signifikan. "Pompanisasi ini yang mengangkat produksi di Pulau Jawa, itu menaikkan produksi kurang lebih 2,8 juta ton di saat El Nino," ujar Amran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2025 menunjukkan potensi luas panen nasional sekitar 1,59 juta hektare dengan estimasi produksi 8,63 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,97 juta ton beras. Produksi dari Januari-April 2025 mencapai 13,94 juta ton GKG, menunjukkan peningkatan 52 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Keberhasilan ini tidak hanya berkat pompanisasi, tetapi juga karena penyederhanaan distribusi pupuk. Instruksi Presiden memangkas birokrasi panjang, sehingga penyaluran pupuk menjadi lebih efisien. "Sebelumnya harus ditandatangani 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota dan bupati se-Indonesia. Sekarang, dari Menteri Pertanian langsung ke pabrik, lalu pabrik langsung ke gabungan kelompok tani (gapoktan)," jelas Amran.
Pergantian direksi dan pimpinan wilayah Bulog juga berkontribusi pada peningkatan serapan beras. Stok beras di Gudang Bulog kini mencapai 2,4 juta ton, dan diperkirakan akan mencapai 3 juta ton pada akhir April 2025. "Peningkatan serapan itu mencapai 2.000 persen. Sekarang sudah 800 ribu ton, dari sebelumnya hanya 35 ribu ton," kata Amran.
Dampak Pompanisasi dan Kebijakan Pertanian
Program pompanisasi terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di daerah yang terdampak kekeringan akibat El Nino. Sistem irigasi yang lebih efisien memastikan ketersediaan air untuk tanaman padi, sehingga hasil panen meningkat. Selain itu, penyederhanaan distribusi pupuk juga memberikan dampak positif dengan mempermudah akses petani terhadap pupuk bersubsidi, yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Dengan peningkatan produksi dan stok beras yang signifikan, pemerintah optimis mampu menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi pemerintah dalam menghadapi tantangan iklim dan memastikan ketahanan pangan nasional.
Peningkatan serapan beras oleh Bulog juga menandakan pengelolaan stok beras yang lebih efektif. Dengan stok beras yang melimpah, pemerintah dapat mengendalikan harga dan mencegah potensi kelangkaan beras di masa mendatang.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan pertanian yang tepat sasaran dan terintegrasi dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.
Kesimpulannya, program pompanisasi dan kebijakan penyederhanaan distribusi pupuk telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan produksi padi dan stok beras nasional, menghadapi tantangan El Nino dengan efektif.