Pordasi dan Kementan Jalin Kerja Sama Zona Bebas Penyakit Kuda
Pordasi dan Kementan berkolaborasi menciptakan zona bebas penyakit kuda (EDFZ) di Jabodetabek dan Bali untuk mendukung olahraga berkuda internasional dan meningkatkan populasi kuda di Indonesia yang terus menurun.

Pordasi dan Kementerian Pertanian (Kementan) resmi bekerja sama menciptakan zona bebas penyakit kuda atau equine disease free zone (EDFZ). Kolaborasi ini diumumkan pada 22 Januari di Jakarta, bertujuan untuk mendukung kemajuan olahraga berkuda nasional sekaligus meningkatkan populasi kuda di Indonesia. Inisiatif ini ditargetkan akan diterapkan di wilayah Jabodetabek dan Bali.
Ketua Umum PP Pordasi, Aryo Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa program EFDZ sangat penting. Hal ini untuk memfasilitasi penyelenggaraan kejuaraan berkuda internasional dengan mengundang atlet dan kuda dari luar negeri. Dengan adanya EFDZ, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing atlet berkuda Indonesia.
Aryo menambahkan bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk memajukan peternakan kuda di Indonesia. Ia berharap, program ini akan berdampak positif terhadap pengembangan olahraga berkuda Tanah Air. Kerjasama ini juga dianggap sebagai tonggak penting bagi kemajuan sektor peternakan kuda di Indonesia.
Program EFDZ sebelumnya pernah diterapkan pada Asian Games 2018. Namun, setelahnya, program ini tidak berlanjut. Akibatnya, atlet berkuda Indonesia dan kuda-kuda mereka menghadapi kendala dalam meningkatkan jam terbang dan pengalaman bertanding internasional.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, turut memberikan dukungan penuh terhadap kerjasama ini. Ia optimistis bahwa sinergi antara Pordasi dan Kementan akan memberikan dampak signifikan bagi sektor peternakan kuda dan olahraga berkuda Indonesia. Ia menekankan bahwa kesempatan ini sangat penting untuk menunjukkan potensi Indonesia di bidang ini.
Kerja sama ini juga menjadi upaya strategis untuk mengatasi penurunan populasi kuda di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, dari 382.014 ekor pada 2021 menjadi 367.302 ekor pada 2022. Penurunan ini terjadi di hampir seluruh provinsi, kecuali beberapa daerah seperti Sumatra Selatan dan Kepulauan Riau.
Dengan adanya program EFDZ yang dicanangkan oleh Pordasi dan Kementan diharapkan dapat mendorong peningkatan populasi kuda di Indonesia dan pengembangan olahraga berkuda. Pembentukan zona bebas penyakit ini juga diharapkan akan menarik minat investor dan meningkatkan daya saing Indonesia dalam kancah internasional.
Kesimpulannya, kolaborasi antara Pordasi dan Kementan untuk menciptakan EFDZ di Jabodetabek dan Bali merupakan langkah penting dalam memajukan olahraga berkuda dan peternakan kuda di Indonesia. Program ini diharapkan dapat mengatasi penurunan populasi kuda dan meningkatkan daya saing atlet berkuda Indonesia di tingkat internasional.