Potensi Besar Keuangan Syariah untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: BSI GIFS 2025
BSI optimis keuangan syariah akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia, ditandai dengan penyelenggaraan BSI GIFS 2025 dan peluncuran platform digital BEWIZE.

Jakarta, 29 April 2024 - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan industri keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia. Hal ini disampaikan Plt Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta. Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
Bob T. Ananta menekankan pentingnya inovasi dan transformasi berkelanjutan agar keuangan syariah tetap relevan dan memberikan solusi bagi strategi pembangunan nasional. "Inilah sebabnya kami memilih ‘transformasi’ dan ‘inovasi’ sebagai pilar utama dalam penyelenggaraan BSI GIFS 2025," ujarnya. BSI GIFS 2025 diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional.
Acara puncak BSI GIFS 2025 ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mempromosikan keuangan syariah sebagai instrumen utama untuk pendalaman pasar dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, GIFS 2025 juga bertujuan mempromosikan industri keuangan syariah Indonesia di kancah global dan memberikan informasi terkini kepada pemangku kepentingan dan nasabah tentang perkembangan terbaru industri ini, serta prospek investasi dan bisnis global yang sesuai syariah.
Potensi Keuangan Syariah dalam Mendukung Target Ekonomi Nasional
Tema "Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth" yang diusung BSI GIFS 2025 sangat relevan dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada 2029. Bob T. Ananta menjelaskan bahwa pencapaian target ini membutuhkan kontribusi dari semua sektor, termasuk sektor ekonomi dan keuangan syariah yang memiliki potensi signifikan untuk mempercepat pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, yang menempatkan ekonomi syariah sebagai pilar utama dalam mencapai ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Bob menambahkan bahwa pengembangan ekonomi syariah juga merupakan strategi dalam mendorong kemandirian bangsa dan ekonomi yang lebih adil dan makmur, sebagaimana tertuang dalam RPJPN dan visi Indonesia Emas 2045. "BSI GIFS bukan agenda yang berlangsung dan selesai dalam satu hari. BSI GIFS adalah salah satu platform dari berbagai upaya advokasi BSI sebagai market leader perbankan syariah Indonesia," tegas Bob.
Dalam acara tersebut, BSI menghadirkan pembicara internasional terkemuka, seperti Professor Ian Goldin dari University of Oxford, Professor Mehmet Asutay dari Durham University, dan Professor Habib Ahmed dari Durham University. Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memperkaya diskusi dan memberikan wawasan yang berharga bagi pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Inovasi dan Peluncuran Platform Digital
Sebagai bentuk komitmen terhadap inovasi dan transformasi, BSI meluncurkan platform digital terpadu BEWIZE by BSI untuk memperkuat layanan bagi nasabah segmen wholesale. Selain itu, BSI juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) yang akan memetakan tren belanja Muslim di Indonesia. Kedua inovasi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis BSI dan memberikan nilai tambah bagi para nasabahnya.
Target BSI GIFS 2025 adalah meningkatkan perolehan bisnis sebesar 20 persen dibandingkan penyelenggaraan serupa pada 2023. Pada BSI GIFS 2023, perseroan berhasil memperoleh tambahan bisnis senilai Rp227,11 miliar. Angka ini belum termasuk potensi kerja sama bisnis yang tercipta melalui networking yang dibangun selama acara.
Kesimpulan
BSI GIFS 2025 menjadi bukti nyata komitmen BSI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pengembangan industri keuangan syariah. Dengan inovasi, transformasi, dan kolaborasi global, BSI optimis keuangan syariah akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.