Potensi Devisa Rp114 Triliun dari QRIS untuk Haji dan Umrah
Menteri Airlangga ungkap potensi besar devisa hingga 8 miliar dolar AS per tahun dari transaksi digital jamaah haji dan umrah melalui QRIS, dorong ekonomi syariah Indonesia.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan potensi besar peningkatan devisa negara melalui transaksi digital jamaah haji dan umrah. Pemerintah memperkirakan potensi pemasukan mencapai 8 miliar dolar AS atau setara dengan lebih dari Rp114 triliun (asumsi kurs Rp14.250 per dolar AS) per tahun jika transaksi tersebut dilakukan menggunakan QRIS.
Potensi ini muncul karena saat ini kontribusi jamaah Indonesia untuk penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di Arab Saudi mencapai sekitar 8 miliar dolar AS per tahun. Dengan integrasi sistem QRIS Bank Indonesia (BI) dan otoritas moneter Arab Saudi, dana tersebut berpotensi kembali ke Indonesia. Hal ini disampaikan Airlangga dalam Sarasehan Ekonom Islam Indonesia di Jakarta.
Airlangga menekankan, "Kalau kita siapkan akomodasinya di sana, maka untuk 8 billion (dolar AS) ini sebagian bisa kita tarik pulang lagi ke Indonesia kalau misalnya kita menggunakan QRIS-nya BI dengan Bank Central-nya Saudi sehingga jamaah umrah dan haji bayarnya pakai QRIS saja. Jadi, uangnya balik lagi ke Indonesia."
Penguatan Ekonomi Syariah Nasional
Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat ekonomi syariah nasional. Pengembangan industri halal dan integrasi sistem keuangan digital lintas negara menjadi fokus utama. Airlangga menyebut regulasi produk halal Indonesia termasuk yang paling komprehensif di dunia, dengan kewajiban sertifikasi halal yang diatur dalam undang-undang.
Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang halal terpercaya bagi negara-negara seperti Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan. Kontribusi sektor makanan dan minuman halal terhadap ekonomi nasional juga signifikan, mencapai hampir 40 persen dari total aktivitas ekonomi.
Pemerintah terus mendukung UMKM dalam ekosistem halal melalui kemudahan proses sertifikasi, termasuk pendekatan deklarasi mandiri secara gratis. Potensi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia sangat besar, mengingat jumlah penduduk Muslim yang mencapai hampir 246 juta jiwa dan kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB mencapai 46,71 persen.
Inovasi Bank Emas Syariah dan Hilirisasi
Selain QRIS, Airlangga juga menyinggung inovasi lain, yaitu pendirian bank emas atau bullion bank berbasis syariah. Bank ini diharapkan menjadi instrumen penyimpanan nilai yang aman di tengah ketidakpastian global. Emas dinilai sebagai aset stabil yang menjadi pilihan utama masyarakat untuk menyimpan nilai, terutama dalam masa krisis.
Airlangga menjelaskan, "Bank emas ini syariah compliant banget. Kenapa kita mau bangun Pegadaian? Saya lihat emas itu dalam beberapa tahun terakhir dalam setiap krisis ternyata naik. Jadi bukan DPK, Dana Pihak Ketiga dikembangkan, tapi emas yang ditaruh di Pegadaian itu naik."
Di sisi hilirisasi, pemerintah terus mendorong pengolahan mineral strategis seperti tembaga dan emas untuk memperkuat cadangan devisa nasional dan membangun kemandirian industri. Freeport Indonesia, misalnya, mampu memproduksi sekitar 70 ton emas per tahun, melebihi cadangan emas beberapa negara tetangga.
Pengelolaan emas menjadi bagian penting dari strategi mitigasi risiko ekonomi dan penguatan sistem keuangan nasional berbasis aset riil.
Dengan berbagai strategi ini, pemerintah berupaya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global, khususnya dalam sektor ekonomi syariah.