Kebijakan DHE SDA Baru: Dorongan Positif bagi Perekonomian Indonesia
Kebijakan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) terbaru memberikan dampak positif signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama dalam meningkatkan pembiayaan dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Jakarta, 17 Februari 2025 - Bank Indonesia (BI) menyatakan kebijakan terbaru mengenai devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) memberikan dampak positif besar terhadap perekonomian Indonesia. Kebijakan ini, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, meningkatkan pembiayaan dan menopang pertumbuhan ekonomi.
Dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kebijakan ini mendorong lebih banyak devisa masuk ke rekening khusus di sistem keuangan BI. Dana ini kemudian dialokasikan untuk pembiayaan perekonomian, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Ini merupakan kabar baik bagi perekonomian Indonesia.
Penguatan Cadangan Devisa dan Stabilitas Rupiah
Kebijakan DHE SDA terbaru juga memperkuat cadangan devisa Indonesia. Hal ini, menurut Perry, sangat membantu BI dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Penguatan cadangan devisa ini memberikan ketahanan lebih terhadap gejolak ekonomi global.
Lebih lanjut, kebijakan ini turut memperkuat stabilitas sistem keuangan berkat peningkatan devisa yang masuk ke perbankan. Dengan demikian, sistem keuangan nasional menjadi lebih resilient terhadap berbagai risiko.
Sistem Pelaporan dan Tingkat Kepatuhan
BI juga terus memantau implementasi kebijakan ini. Kerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam membangun sistem pelaporan berjalan efektif. Sistem pelaporan yang terintegrasi dengan lalu lintas devisa memastikan devisa ekspor masuk ke sistem keuangan melalui rekening khusus.
Tingkat kepatuhan eksportir juga patut diapresiasi. Untuk sektor migas, kepatuhan mencapai 95-100 persen dalam memasukkan DHE SDA ke rekening khusus. Sementara itu, sektor non-migas menunjukkan kepatuhan 82-89 persen. Meskipun terdapat threshold untuk sektor non-migas, sistem pelaporan yang dibangun bersama Kemenkeu dan BI memastikan berjalannya kebijakan ini dengan baik.
Penempatan DHE SDA dan Dampak Positifnya
Dari sisi penempatan DHE SDA, kepatuhan sektor migas mencapai 97-100 persen, menunjukkan DHE yang masuk telah ditempatkan dalam berbagai instrumen. Sektor non-migas juga menunjukkan kepatuhan tinggi, yaitu 91-96 persen. Sistem pelaporan yang baik mendukung tiga manfaat utama kebijakan ini: peningkatan pembiayaan, penguatan cadangan devisa, dan stabilisasi sistem keuangan.
Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025. PP ini mewajibkan eksportir sektor pertambangan (kecuali migas), perkebunan, kehutanan, dan perikanan menempatkan 100 persen DHE SDA dalam sistem keuangan nasional selama 12 bulan di rekening khusus bank nasional. Sektor migas tetap mengacu pada PP Nomor 36 Tahun 2023.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kebijakan DHE SDA terbaru memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan pembiayaan, penguatan cadangan devisa, dan stabilisasi nilai tukar rupiah merupakan beberapa dampak positif yang signifikan. Sistem pelaporan yang terintegrasi dan tingkat kepatuhan yang tinggi menunjukkan keseriusan pemerintah dan BI dalam mengimplementasikan kebijakan ini. Ke depannya, diharapkan kebijakan ini akan terus dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.