Kebijakan DHE 100 Persen: Jurus Ampuh Jaga Nilai Tukar Rupiah?
Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, menilai kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) 100 persen efektif menjaga nilai tukar rupiah, sekaligus memperkuat ekonomi domestik.

Jakarta, 25 April 2025 - Kebijakan pemerintah yang mewajibkan penempatan 100 persen Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di dalam negeri selama satu tahun dinilai efektif menjaga nilai tukar rupiah. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, dalam wawancara di Jakarta pada Jumat lalu. Kebijakan ini, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia dari dalam.
Menurut Esther, kebijakan DHE 100 persen secara langsung meningkatkan pasokan dolar AS di dalam negeri. Peningkatan ini berdampak positif pada nilai tukar rupiah, mencegah terjadinya depresiasi yang signifikan. "Ini bagus, artinya kalau itu bisa terlaksana akan efektif untuk menjaga nilai tukar rupiah," ujarnya. Ia menambahkan bahwa penempatan DHE di bank lokal akan meningkatkan suplai dolar dan menstabilkan nilai tukar.
Namun, Esther menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang belum mematuhi kebijakan ini. Selain itu, diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan kontribusi sektor pariwisata juga diperlukan untuk memaksimalkan dampak positif kebijakan DHE. "Penguatan ekspor, peningkatan volume ekspor, dan penguatan sektor pariwisata itu akan membuat DHE terus mengalir," jelasnya.
Dampak Positif Kebijakan DHE terhadap Cadangan Devisa dan Ekonomi Nasional
Kebijakan DHE 100 persen telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia. Pada akhir Maret 2025, cadangan devisa Indonesia mencapai 157,1 miliar dolar AS, mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah (ATH). Angka ini setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Lebih dari sekadar menjaga cadangan devisa, kebijakan ini juga memperkuat peran sektor ekspor sebagai pendorong pembangunan ekonomi. Instrumen seperti Skema Voluntary Based Incentive (SVBI) dan Skema Usaha Voluntary Based Incentive (SUVBI) memfasilitasi eksportir untuk menyimpan devisa tanpa mengurangi likuiditas. Sementara itu, bank-bank mendapatkan jaminan kredit yang lebih kuat.
Keberhasilan kebijakan ini tidak hanya terletak pada pengelolaan devisa dan nilai tukar, tetapi juga pada pergeseran paradigma ekonomi nasional. Indonesia beralih dari ketergantungan pada modal asing menuju ekonomi yang berbasis kekuatan internal, khususnya ekspor SDA. Dengan likuiditas valas yang lebih terkendali, perbankan dapat lebih agresif menyalurkan kredit produktif, dan stabilitas moneter terjaga.
Tantangan dan Langkah Strategis Mendukung Kebijakan DHE
Meskipun kebijakan DHE 100 persen menunjukkan hasil yang positif, pemerintah perlu memastikan konsistensi dan efektivitas pelaksanaannya. Penegakan hukum yang tegas terhadap perusahaan yang melanggar aturan sangat penting untuk mencegah kebocoran devisa. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong diversifikasi produk ekspor dan perluasan pasar untuk meningkatkan volume devisa yang masuk.
Penguatan sektor pariwisata juga menjadi kunci keberhasilan kebijakan ini. Pariwisata dapat menjadi sumber devisa yang signifikan dan mengurangi ketergantungan pada sektor SDA. Pemerintah perlu mengembangkan strategi yang komprehensif untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di pasar internasional.
Dengan mengoptimalkan kebijakan DHE, Indonesia dapat membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan mandiri. Hal ini akan memberikan ketahanan ekonomi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan global dan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, kebijakan DHE 100 persen terbukti efektif dalam menjaga nilai tukar rupiah dan memperkuat cadangan devisa Indonesia. Namun, keberhasilan jangka panjang kebijakan ini bergantung pada konsistensi pemerintah dalam penegakan hukum, diversifikasi ekspor, dan pengembangan sektor pariwisata.