Prabowo Hormati Kebijakan Tarif Trump, Namun Yakin Indonesia Bisa Berdikari
Presiden Prabowo Subianto menyatakan hormat pada kebijakan tarif impor AS, tetapi optimis Indonesia mampu bertahan dan berdikari melalui swasembada pangan dan peningkatan kemampuan dalam negeri.

Presiden Prabowo Subianto, pada Rabu lalu di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, menyampaikan penghormatan terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diterapkan Presiden Donald Trump. Namun, beliau menegaskan keyakinan Indonesia untuk tetap berdiri teguh dan berdikari. Pernyataan ini disampaikan saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina).
Meskipun menghadapi tantangan tarif impor, Presiden Prabowo menekankan pentingnya fokus pada pembangunan kemampuan dalam negeri. Hal ini mencakup upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional sebagai bentuk strategi menghadapi potensi hambatan perdagangan internasional. Perundingan dengan AS tetap berjalan, namun Indonesia bersiap menghadapi segala kemungkinan.
Presiden Prabowo menyampaikan optimismenya akan kekuatan Indonesia di berbagai bidang. Beliau menegaskan tekad Indonesia untuk tidak bergantung pada bantuan negara lain. "Kita tidak akan pernah menyerah. Kita tidak akan berlutut. Kita tidak akan pernah mengemis. Kita tidak akan pernah minta-minta (belas) kasihan orang lain. Tidak perlu dikasihani! Bangsa Indonesia tidak perlu dikasihani," tegas Presiden Prabowo.
Indonesia Hadapi Tarif Impor AS dengan Strategi Berdikari
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menetapkan tarif impor dasar 10 persen ke seluruh negara, dan tarif impor resiprokal 32 persen ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, saat ini pemerintah AS memberlakukan moratorium selama 90 hari untuk pengenaan tarif resiprokal tersebut.
Pemerintah Indonesia telah membentuk tim negosiasi yang dipimpin oleh Menko Airlangga Hartarto untuk berunding dengan pihak AS. Perundingan intensif selama 60 hari telah disepakati, dimulai sejak 20 April 2024. Isu-isu yang dibahas meliputi perizinan impor, perdagangan digital, Customs Duties on Electronic Transmissions (CDET), pre-shipment inspections, kewajiban surveyor, serta ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Selain itu, perundingan juga membahas implementasi tarif resiprokal dan upaya peningkatan akses pasar kedua negara. Menko Airlangga telah menyampaikan beberapa tawaran Indonesia kepada pihak AS, termasuk rencana pembelian LPG, gasoline, minyak mentah, produk pertanian seperti gandum dan kedelai, serta peningkatan pembelian barang modal dari Amerika Serikat.
Negosiasi Tarif dengan Beberapa Negara
Indonesia termasuk beberapa negara yang diajak AS untuk bernegosiasi mengenai tarif resiprokal. Negara-negara lain yang juga terlibat dalam negosiasi serupa antara lain Vietnam, Jepang, dan Italia.
Dalam pertemuan di Washington D.C., Menko Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Dagang AS (USTR) Jamieson Greer. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membahas negosiasi tarif secara intensif selama 60 hari ke depan.
Langkah-langkah yang diambil Indonesia menunjukkan komitmen untuk memperkuat posisi tawar dalam perundingan perdagangan internasional. Indonesia tidak hanya berfokus pada negosiasi, tetapi juga secara aktif membangun ketahanan ekonomi nasional untuk menghadapi berbagai kemungkinan skenario.
Komitmen Indonesia untuk berdikari tercermin dalam fokus pada pembangunan kemampuan domestik, termasuk swasembada pangan. Hal ini menunjukkan strategi jangka panjang yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Dengan strategi yang komprehensif, Indonesia berupaya untuk mencapai keseimbangan antara negosiasi perdagangan internasional dan pembangunan ekonomi dalam negeri yang berkelanjutan.