Pramono-Rano, Pemimpin Baru Jakarta: Harapan dan Tantangan Menuju 5 Tahun Ke Depan
Pramono Anung dan Rano Karno resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, membawa harapan baru bagi warga Jakarta dan tantangan besar dalam memimpin Ibu Kota.

Jakarta, 20 Februari 2025 - Pelantikan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan menandai dimulainya kepemimpinan baru di Ibu Kota. Acara ini dihadiri oleh 959 kepala daerah lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia. Pelantikan serentak ini dianggap sebagai momen bersejarah yang merepresentasikan komitmen pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan berorientasi pada pelayanan publik. Kedua pemimpin baru ini disambut antusias oleh warga Jakarta dengan berbagai tradisi Betawi di Balaikota.
Setelah dilantik, Pramono Anung dan Rano Karno, yang akrab disapa Mas Pram dan Bang Doel, tiba di Balaikota Jakarta sekitar pukul 12.15 WIB. Keduanya mengenakan busana putih dan disambut dengan meriah oleh warga Jakarta. Arak-arakan kembang kelapa, lantunan tanjidor dan marawis, serta tradisi palang pintu menjadi bagian dari penyambutan hangat tersebut. Suasana penuh keakraban dan optimisme menyelimuti Balaikota, menandai harapan baru bagi warga Jakarta terhadap kepemimpinan lima tahun ke depan.
Penyampaian pantun oleh budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra, "Tomat di meja berbungkus biru, Manisan jambu gantung di bambu, Selamat bekerja gubernur baru, Muliakan dirimu, sejahterakan rakyatmu", mewakili harapan seluruh warga Jakarta. Pantun tersebut merefleksikan keinginan masyarakat akan pemimpin yang dekat dengan rakyat, memperhatikan kesejahteraan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur.
Perpisahan dan Titipan untuk Kepemimpinan Baru
Pelantikan Pram-Doel juga diiringi dengan pelepasan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi. Teguh menyampaikan selamat kepada pasangan baru tersebut dan menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik selama masa kepemimpinannya. Pramono Anung pun menyampaikan terima kasih atas kontribusi Teguh dalam penyusunan 40 program utama untuk 100 hari kerja awal kepemimpinan mereka.
Pramono Anung menekankan pentingnya kritik dan masukan dari berbagai pihak, termasuk media, dalam membangun pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Ia melihat kritik sebagai "vitamin" bagi pemerintahan yang baik. Sementara itu, Yahya Andi Saputra menyampaikan beberapa pesan penting bagi Pram-Doel, terutama terkait dengan pemajuan kebudayaan Betawi dan peningkatan penggunaan transportasi umum.
Yahya berharap agar kebudayaan Betawi diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, dari tingkat dasar hingga menengah atas. Hal ini dianggap penting untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi sebagai bagian dari identitas Jakarta. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman dan implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan di Indonesia.
Tantangan Transportasi dan Harapan Warga
Selain kebudayaan Betawi, tantangan lain yang dihadapi Pram-Doel adalah peningkatan penggunaan transportasi umum di Jakarta. Gagasan Pramono Anung untuk mendorong warga beralih ke transportasi umum mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Inisiatif Strategis Transportasi (INSTRAN). INSTRAN menilai gagasan ini memiliki dasar hukum yang kuat, mengacu pada beberapa peraturan daerah dan peraturan presiden yang menargetkan peningkatan penggunaan angkutan umum.
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, misalnya, menargetkan 60 persen perjalanan penduduk harus menggunakan transportasi umum. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek. Dengan berbagai regulasi yang ada, peningkatan penggunaan transportasi umum menjadi prioritas penting untuk mengatasi kemacetan dan polusi di Jakarta.
Pelantikan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pemimpin baru Jakarta membawa harapan besar bagi warga Jakarta. Mereka diharapkan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan, terutama dalam 100 hari pertama kepemimpinan mereka. Tantangan besar menanti, tetapi semangat dan optimisme warga Jakarta tetap tinggi untuk masa depan Ibu Kota yang lebih baik.
Usai serah terima jabatan dan rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, pesta rakyat digelar di halaman Balaikota. Lagu "Si Doel Anak Betawi" turut memeriahkan acara tersebut, menambah semarak suasana penyambutan pemimpin baru Jakarta.