Prediksi Penurunan Mobilitas Kendaraan di Kota Malang Saat Lebaran 2025
Dishub Kota Malang memprediksi penurunan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar kota selama Lebaran 2025, disebabkan kebijakan pembatasan kendaraan dan WFA ASN.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang memprediksi penurunan signifikan jumlah kendaraan yang melintasi wilayahnya selama periode mudik dan libur Lebaran 2025. Prediksi ini didasarkan pada hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menunjukkan penurunan pergerakan kendaraan secara nasional dari 190 juta pada tahun 2024 menjadi 146 juta pada tahun 2025. Penurunan ini diperkirakan akan berdampak pada Kota Malang, yang pada Lebaran 2024 mencatat 563.088 kendaraan masuk dan keluar.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menjelaskan bahwa prediksi penurunan jumlah kendaraan di Kota Malang didasari oleh data survei Kemenhub. Ia menyebutkan, "Survei Kemenhub pada 2024 untuk pergerakan 190 juta, sedangkan 2025 menjadi 146 juta. Maka ada kemungkinan terjadi penurunan pergerakan di Kota Malang." Dishub memprediksi jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Kota Malang pada Lebaran 2025 akan menurun menjadi sekitar 281.399 kendaraan masuk dan 269.865 kendaraan keluar, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap prediksi penurunan ini. Salah satu faktor utama adalah kebijakan pembatasan operasional kendaraan bermuatan sumbu tiga yang berlaku mulai 24 Maret hingga 8 April 2025. Kebijakan ini membatasi pergerakan kendaraan besar, kecuali untuk pengangkutan bahan kebutuhan pokok, BBM, dan pakan ternak sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB). Selain itu, kebijakan work from anywhere (WFA) bagi ASN yang berlaku pada 24-27 Maret 2025 juga diyakini akan mengurangi mobilitas kendaraan.
Kebijakan WFA dan Pembatasan Kendaraan Berpengaruh Signifikan
Kebijakan WFA memungkinkan ASN untuk melakukan perjalanan mudik atau liburan lebih awal sebelum puncak arus mudik. Hal ini diungkapkan Widjaja Saleh Putra, "Bisa dimungkinkan ASN sudah mudik saat itu (WFA)." Dengan demikian, puncak arus mudik diprediksi akan lebih landai dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Dishub Kota Malang tetap memetakan titik-titik rawan kemacetan untuk mengantisipasi potensi kepadatan lalu lintas.
Pembatasan kendaraan besar juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, terutama di jalur-jalur utama. Meskipun penurunan jumlah kendaraan diprediksi terjadi, Dishub tetap waspada dan telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi potensi kemacetan di beberapa titik.
Langkah antisipasi ini penting untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas selama periode mudik dan libur Lebaran. Dishub Kota Malang berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memastikan kenyamanan perjalanan bagi semua pengguna jalan.
Titik Rawan Kemacetan di Kota Malang
Dishub Kota Malang telah mengidentifikasi beberapa ruas jalan yang berpotensi mengalami kemacetan selama periode liburan Lebaran. Jalan Ahmad Yani, misalnya, yang merupakan jalur utama dari Exit Tol Singosari menuju Kabupaten Malang dan Kota Batu, diprediksi akan menjadi titik temu kendaraan pemudik dan berpotensi macet.
Jalan Soekarno-Hatta, jalur penghubung Kota Malang dan Kota Batu, juga menjadi titik rawan kemacetan. Selain itu, Exit Tol Madyopuro yang terhubung dengan wilayah Jonge, Ki Ageng Gribik, dan Mayjen Sungkono, juga berpotensi mengalami kepadatan lalu lintas karena menjadi jalur masuk ke Kabupaten Malang.
Antisipasi terhadap potensi kemacetan di titik-titik tersebut menjadi prioritas utama Dishub Kota Malang. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan masyarakat selama periode mudik dan libur Lebaran.
Dengan adanya prediksi penurunan jumlah kendaraan dan langkah antisipasi yang telah disiapkan, diharapkan arus mudik dan balik Lebaran 2025 di Kota Malang dapat berjalan lancar dan terkendali.