Produksi Cabai Batam Capai 940 Ton di 2024, Cukupi 20-25 Persen Kebutuhan
Produksi cabai di Batam mencapai 940 ton pada 2024, namun masih perlu pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan harian yang mencapai 10 ton.

Kota Batam, Kepulauan Riau mencatatkan produksi cabai mencapai 940 ton sepanjang tahun 2024. Produksi ini terdiri dari cabai keriting sebanyak 751,2 ton dan cabai rawit 188,8 ton. Meskipun angka ini terbilang signifikan, produksi lokal baru mampu memenuhi sekitar 20 hingga 25 persen dari total kebutuhan harian kota Batam yang mencapai 10 ton per hari. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP2) Batam, Mardanis, dalam keterangannya pada Kamis lalu.
Mardanis menjelaskan bahwa kebutuhan cabai merah masih sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti Mataram, Yogyakarta, Lombok, dan Medan. Sementara itu, produksi cabai hijau di Batam sudah mampu memenuhi kebutuhan lokal. Tingginya kebutuhan cabai di Batam disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang gemar makan di luar, serta tingginya permintaan dari restoran, katering, dan warung makan.
Selain cabai, produksi komoditas pertanian lain di Batam juga cukup menjanjikan. Data menunjukan produksi jagung muda mencapai 1.969,2 ton, daun bawang 431,7 ton, kangkung 1.896,9 ton, kacang panjang 1.107,9 ton, dan timun 1.196,9 ton. Meskipun demikian, peningkatan produksi pertanian di Batam masih menghadapi tantangan.
Tantangan dan Solusi Peningkatan Produksi Pertanian Batam
Sebelumnya, pengembangan pertanian di Batam terpusat di kawasan Galang. Namun, program tersebut terhenti akibat kebijakan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Kini, fokus pembinaan petani beralih ke wilayah hinterland seperti Pulau Karas dan Pulau Panjang SiJantung. Meskipun akses ke wilayah tersebut lebih sulit dan membutuhkan biaya transportasi yang lebih besar, pemerintah tetap berkomitmen mendukung para petani.
Mardanis menambahkan bahwa ke depannya, bantuan pertanian akan lebih difokuskan kepada kelompok tani yang telah memiliki sistem dan kesiapan dalam pengelolaan pertanian. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian di Batam. Pemerintah berupaya untuk memastikan produksi pertanian lokal dapat terus meningkat dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Pemerintah Kota Batam menyadari pentingnya swasembada pangan dan terus berupaya meningkatkan produksi pertanian lokal. Dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, diharapkan produksi pertanian di Batam dapat terus meningkat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan Cabai Batam dan Ketergantungan Pasokan Luar Daerah
Tingginya konsumsi cabai di Batam, terutama cabai merah, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Meskipun produksi lokal terus ditingkatkan, kebutuhan harian yang mencapai 10 ton masih sulit dipenuhi sepenuhnya oleh produksi dalam kota. Hal ini memaksa Batam untuk tetap bergantung pada pasokan dari daerah lain di Indonesia.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah Batam terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui berbagai program pembinaan dan bantuan kepada petani lokal. Program-program tersebut difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta efisiensi dalam pengelolaan pertanian.
Selain itu, upaya diversifikasi komoditas pertanian juga dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas saja. Dengan demikian, ketahanan pangan di Batam dapat lebih terjamin.
Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan akses pasar bagi para petani lokal, sehingga hasil pertanian mereka dapat terserap dengan baik dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para petani.
Kesimpulan
Produksi cabai di Batam menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun masih perlu upaya berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya. Pembinaan petani, peningkatan akses pasar, dan diversifikasi komoditas menjadi kunci dalam mencapai swasembada pangan di Batam. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung para petani dan meningkatkan produksi pertanian lokal.