Pasokan Cabai Batam Aman Jelang Lebaran: Mataram hingga Medan Jadi Andalan
DKPP Batam memastikan pasokan cabai aman jelang Lebaran, didatangkan dari berbagai daerah seperti Mataram, Tegal, dan Medan, meskipun harga mengalami kenaikan.

Kota Batam, Kepulauan Riau, menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan cabai menjelang Lebaran. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam mengungkapkan bahwa kebutuhan cabai merah mencapai 15 ton per hari, sementara cabai hijau sekitar 5-6 ton per hari. Pasokan cabai ini didatangkan dari berbagai daerah, termasuk Mataram, Tegal, dan Medan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam.
Kenaikan harga cabai beberapa waktu terakhir menjadi perhatian utama. Kepala DKPP Kota Batam, Mardanis, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh faktor cuaca di daerah pemasok. Meskipun demikian, ia memastikan stok cabai di Batam masih mencukupi. "Untuk cabai, stoknya cukup hanya saja memang harganya naik. Biasalah, menjelang Lebaran seperti ini," kata Mardanis.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batam telah berupaya menekan harga cabai di tingkat konsumen melalui operasi pasar. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat. Meskipun demikian, ketergantungan Batam pada pasokan cabai dari luar daerah tetap menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas harga.
Pasokan Cabai dari Berbagai Daerah
Untuk memenuhi kebutuhan cabai yang cukup tinggi, DKPP Batam mengandalkan pasokan dari berbagai daerah di Indonesia. Mataram, Tegal, dan Medan menjadi beberapa daerah pemasok utama cabai ke Batam. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja sama antar daerah dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama komoditas penting seperti cabai.
Meskipun pasokan dari berbagai daerah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan, namun fluktuasi harga tetap menjadi perhatian. Faktor cuaca dan kondisi di daerah asal menjadi faktor penentu harga cabai di pasaran. Oleh karena itu, pemantauan dan antisipasi terhadap perubahan harga menjadi hal yang krusial.
DKPP Batam terus memantau distribusi dan ketersediaan cabai untuk memastikan tidak terjadi kelangkaan di pasar. Langkah ini penting untuk menjaga stabilitas harga dan keterjangkauan cabai bagi masyarakat Batam, terutama menjelang perayaan Lebaran.
Petani Lokal dan Ketersediaan Pangan
Meskipun mengandalkan pasokan dari luar daerah, Batam juga memiliki petani lokal yang menghasilkan cabai dan sayuran. Namun, jumlah produksi petani lokal masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Batam. Oleh karena itu, peningkatan produksi pertanian lokal menjadi salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Mardanis memastikan bahwa secara keseluruhan stok pangan di Batam masih mencukupi hingga Lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan di Batam cukup efektif. Namun, pemantauan dan antisipasi terhadap potensi kendala tetap perlu dilakukan secara berkelanjutan.
DKPP Batam berkomitmen untuk terus memantau distribusi dan ketersediaan bahan pokok, termasuk cabai dan sayuran. "Kami pastikan stok pangan cukup, baik sebelum maupun sesudah Lebaran," tegas Mardanis.
Kenaikan Harga Santan dan Ekspor Kelapa
Selain cabai, kenaikan harga santan juga menjadi perhatian. Pasokan santan untuk Batam sepenuhnya bergantung pada daerah luar, yaitu Tembilahan dan Bintan. Kenaikan harga santan disebabkan oleh tingginya ekspor kelapa ke Malaysia dan China. "Produksi kelapa di daerah pemasok banyak diekspor ke Malaysia dan China. Ini sudah menjadi masalah nasional karena ekspor tinggi, sehingga kebutuhan lokal jadi kurang. Ke depan, perlu ada kebijakan pembatasan ekspor kelapa agar kebutuhan domestik terpenuhi," jelas Mardanis.
Saat ini, harga santan di Batam berkisar Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram. Meskipun demikian, pasokan santan tetap tersedia di pasar, baik dalam bentuk cair maupun kemasan. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, sehingga harga santan dapat kembali stabil.
Secara keseluruhan, DKPP Batam berupaya untuk memastikan ketersediaan bahan pokok, termasuk cabai dan santan, tetap terjaga menjelang dan selama Lebaran. Pemantauan dan antisipasi terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pasokan dan harga akan terus dilakukan untuk menjamin kebutuhan masyarakat terpenuhi.