Produksi Cabai Majene Rendah, Harga Melonjak Jelang Ramadhan
Penjabat Gubernur Sulbar menyoroti rendahnya produksi cabai di Majene yang menyebabkan harga cabai melambung tinggi menjelang Ramadhan 1446 H, sehingga Pemprov Sulbar berupaya meningkatkan produksi dan menggelar pasar murah.
![Produksi Cabai Majene Rendah, Harga Melonjak Jelang Ramadhan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000023.313-produksi-cabai-majene-rendah-harga-melonjak-jelang-ramadhan-1.jpg)
Harga cabai di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), meroket hingga Rp70.000 per kilogram. Lonjakan harga ini terjadi karena produksi cabai lokal yang rendah, demikian disampaikan Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, di Mamuju, Selasa (11/2).
Produksi Minim, Harga Cabai di Majene Meroket
Kenaikan harga cabai ini cukup signifikan, mengingat sebelumnya harga cabai hanya sekitar Rp55.000 per kilogram. Bahtiar menjelaskan, rendahnya produksi cabai menjadi penyebab utama inflasi komoditas ini. Produksi cabai di Majene hanya sekitar 749 ton per tahun, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan 181 ribu penduduk Majene.
Situasi ini semakin diperparah dengan semakin dekatnya bulan Ramadhan 1446 H, di mana kebutuhan cabai masyarakat akan meningkat. Keterbatasan pasokan dan tingginya permintaan secara alami akan mendorong harga naik.
Upaya Pemprov Sulbar Mengatasi Inflasi Cabai
Pemerintah Provinsi Sulbar telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu strategi yang diterapkan adalah menggelar pasar murah di Kabupaten Majene. Pasar murah ini bertujuan untuk menstabilkan harga cabai dan meringankan beban ekonomi masyarakat menjelang Ramadhan.
Selain itu, Pemprov Sulbar juga gencar mendorong peningkatan produksi cabai di Majene. Mereka berupaya memotivasi petani untuk mengoptimalkan lahan pertanian mereka dengan menanam cabai dalam jumlah yang lebih besar. Bahtiar bahkan mencontohkan potensi pendapatan yang bisa didapat petani jika mereka menanam hingga 1000 pohon cabai, yaitu sekitar Rp4 juta per bulan.
Solusi Jangka Panjang: Peningkatan Produksi Cabai
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menyadari bahwa solusi jangka panjang terletak pada peningkatan produksi cabai. Untuk itu, mereka berkomitmen untuk menyediakan bibit cabai berkualitas kepada petani. Pemberian bibit unggul diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan pada akhirnya menekan harga cabai di pasaran.
Program pendampingan petani juga akan menjadi fokus utama. Dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam budidaya cabai. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan ketersediaan cabai di pasaran.
Tantangan dan Harapan
Meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan, tantangan masih tetap ada. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan lahan pertanian yang produktif dan akses petani terhadap teknologi pertanian modern. Pemprov Sulbar perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan sektor swasta, untuk mengatasi kendala-kendala ini.
Diharapkan dengan berbagai upaya yang dilakukan, harga cabai di Majene dapat kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Peningkatan produksi cabai juga akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat Majene, khususnya para petani cabai.
"Kalau masyarakat menanam cabai hingga 1000 pohon, maka akan menghasilkan pendapatan Rp4 juta dalam sebulan, sehingga akan meningkatkan produksi cabai, mencegah inflasi serta meningkatkan pendapatan masyarakat," kata Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin.