Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Ibu Hamil Turunkan Stunting
Pemerintah luncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita guna menurunkan angka stunting di Indonesia dan memastikan kecukupan gizi.

Kabupaten Bandung, 18 Februari 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengumumkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Program ini bertujuan untuk memastikan kecukupan gizi bagi kelompok rentan dan berkontribusi dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Menjamin Gizi untuk Generasi Penerus
Wihaji menekankan pentingnya program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Menurutnya, mereka merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijaga kesehatannya sejak dalam kandungan. Pemberian gizi yang cukup sejak dini sangat krusial untuk mencegah stunting. Saat ini, angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5 persen, dengan target penurunan menjadi 18 persen pada tahun 2025.
"Tahap awal MBG memang menyasar anak-anak sekolah, tetapi Presiden meminta agar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita juga mendapat perhatian. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga sejak dalam kandungan," jelas Wihaji.
Ia menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat secara signifikan berkontribusi pada penurunan angka stunting. Pemberian nutrisi yang cukup melalui MBG diyakini mampu mengatasi masalah kekurangan gizi yang menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting.
Distribusi MBG yang Lebih Kompleks
Wihaji mengakui bahwa distribusi makanan bergizi untuk ibu hamil dan balita lebih kompleks dibandingkan dengan anak sekolah karena tidak dapat dilakukan di satu lokasi yang sama. Oleh karena itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk memastikan bantuan sampai langsung ke rumah penerima manfaat.
"Kita kerja sama yang nanti dilanjutkan PKS (perjanjian kerja sama) untuk supporting program ini. Di kita itu khusus ibu hamil dan balita di luar PAUD," tambah Wihaji.
Kemendukbangga juga berkoordinasi dengan kementerian lain untuk memastikan efektivitas program ini, khususnya dalam pengawasan penyaluran bantuan. Wihaji menegaskan pentingnya memastikan bantuan makanan bergizi benar-benar sampai ke tangan ibu hamil dan menyusui, dan tidak dikonsumsi oleh anggota keluarga lainnya.
Tahap Simulasi dan Peningkatan Distribusi
Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwigyo, menjelaskan bahwa program MBG memiliki dua segmen penerima manfaat: peserta didik (PAUD hingga SMA) dan non-peserta didik (lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita). Saat ini, MBG untuk ibu hamil hingga balita masih dalam tahap simulasi, dengan target peningkatan distribusi secara bertahap hingga akhir tahun 2025.
Nyoto menambahkan bahwa penerima manfaat telah melalui proses verifikasi dan validasi. Selanjutnya, proses penyaluran akan disesuaikan dengan kecukupan pembiayaan yang telah dikomunikasikan dengan Badan Gizi Nasional.
Program MBG ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia. Dengan memastikan kecukupan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.