Program MBG: Dorong Keterlibatan Masyarakat dan Penuhi Gizi Anak Sekolah
Menteri PPPA Arifah Fauzi mendorong program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam penyediaan pangan sehat bagi anak sekolah, sekaligus meningkatkan perekonomian lokal dan mengatasi masalah gizi anak.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat sorotan positif dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. Beliau menekankan peran penting program ini dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemenuhan gizi anak sekolah di Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Arifah saat meninjau pelaksanaan MBG di SDN 01 Subagan dan MTsN Karangasem, Bali, Senin, 20 Januari 2024.
Salah satu fokus utama MBG adalah pemberdayaan ekonomi lokal. "Kami berupaya agar bahan makanan, misalnya ikan di Bali, dibeli langsung dari nelayan lokal," jelas Menteri Arifah. Strategi ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar sekolah, memberikan peluang usaha baru bagi peternak dan nelayan, dan memastikan ketersediaan bahan pangan berkualitas untuk anak-anak.
Program MBG bukan hanya sekadar menyediakan makanan, tetapi juga berinvestasi pada masa depan Indonesia. Menteri Arifah menjelaskan, "Pemberian makanan bergizi ini merupakan upaya pemerintah dalam mempersiapkan generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045." Harapannya, anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Data dari penelitian KemenPPPA bersama Wahana Visi Indonesia periode Desember 2023 hingga Juni 2024 semakin menggarisbawahi urgensi program ini. Penelitian terhadap 6.909 anak di 34 provinsi menunjukkan fakta memprihatinkan: 44 persen anak tidak makan malam, 32 persen tidak sarapan, dan 18 persen pernah kelaparan. "Data ini menunjukkan banyak anak Indonesia menghadapi tantangan gizi serius," tegas Menteri Arifah.
Untuk mengatasi masalah ini, MBG tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga edukasi. Menteri Arifah menekankan pentingnya edukasi konsumsi sayur kepada anak-anak, sekalipun sebagian belum terbiasa. Program ini menjadi upaya holistik dalam mengatasi masalah gizi dan meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia.
Saat ini, program MBG telah menjangkau 18 sekolah di Karangasem, Bali. Pemerintah berencana memperluas jangkauan program ini secara bertahap. "Jumlah sekolah yang terjangkau akan terus ditingkatkan," kata Menteri Arifah. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk memastikan efektivitas program dan penambahan sekolah penerima manfaat di masa mendatang.
Kesimpulannya, program MBG memiliki peran krusial dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Dengan pendekatan yang terintegrasi, program ini tak hanya menjamin asupan gizi anak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan berkualitas. Keberhasilan program ini akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.