Program Tamasya: Memberi Ketenangan Ibu Bekerja, Dorong Partisipasi Perempuan di Pasar Kerja
Kemendukbangga luncurkan Program Tamasya untuk mendukung ibu bekerja dengan tenang, sekaligus meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasar kerja Indonesia.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) untuk memberikan ketenangan bagi para ibu yang bekerja. Program ini menjawab tantangan rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam pasar kerja di Indonesia. Inisiatif ini diluncurkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret dan bertujuan untuk mendukung peningkatan kualitas pengasuhan anak serta mendorong lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam dunia kerja.
Direktur Bina Ketahanan Keluarga Balita dan Anak Kemendukbangga/BKKBN, Irma Ardiana, menjelaskan bahwa para pengasuh di program Tamasya telah melalui pelatihan dan pemantauan ketat. Mereka mengikuti Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) dengan sistem belajar mandiri melalui modul pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). "Para pengasuh Tamasya sudah dilatih dan selalu dipantau Kemendukbangga/BKKBN. Mereka diberikan pelatihan dan monitoring di Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) dengan sistem belajar mandiri melalui modul pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)," ujar Irma dalam keterangan resmi.
Program Tamasya dinilai penting karena tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih relatif rendah dibandingkan laki-laki. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024 menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan hanya 56,42 persen, jauh di bawah TPAK laki-laki yang mencapai 84,66 persen. Program ini diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut dan berkontribusi pada pencapaian bonus demografi Indonesia.
Meningkatkan Kualitas Pengasuhan dan Pemantauan Anak
Dalam program Tamasya, anak-anak mendapatkan pemantauan berkala terkait pertumbuhan, perkembangan, indikasi kekerasan, dan kebutuhan layanan rujukan. Orang tua juga mendapatkan kelas pengasuhan atau parenting serta laporan perkembangan anak secara berkala. Sistem rujukan yang diterapkan terdiri dari tiga tahap: pra-rujukan dengan identifikasi kasus dan dokumentasi; rujukan berdasarkan faktor risiko; dan pasca-rujukan dengan monitoring, evaluasi, serta pendampingan intensif. "Tamasya memberikan rujukan dengan sistem pra-rujukan dengan identifikasi kasus dan dokumentasi. Tahap kedua, rujukan sesuai dengan faktor risiko, dan tahap ketiga, pasca-rujukan dengan monitoring dan evaluasi serta pendampingan intensif terhadap anak yang telah dirujuk," jelas Irma.
Kemendukbangga/BKKBN telah memetakan potensi Tamasya di Taman Penitipan Anak (TPA) seluruh Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), dan Kementerian Sosial (Kemensos), terdapat 10.026 TPA di seluruh Indonesia yang berpotensi untuk menjadi bagian dari program ini.
Tim Pendampingan Keluarga (TPK) akan berperan dalam pelaporan, mendaftarkan Tamasya terkait penyelenggara dan TPA, serta melaporkan pendampingan pengasuhan. Kegiatan data dan informasi meliputi pemetaan data potensial Tamasya berdasarkan data TPA yang ada, sosialisasi Tamasya, pemantauan pelaksanaan Tamasya di TPA, serta pelaporan hasil pendampingan setiap bulan.
Potensi dan Tantangan Program Tamasya
Program Tamasya memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan ibu bekerja dan partisipasi perempuan dalam ekonomi nasional. Namun, keberhasilan program ini juga bergantung pada beberapa faktor, termasuk ketersediaan infrastruktur yang memadai, pelatihan yang berkelanjutan bagi para pengasuh, serta pengawasan yang efektif dari pemerintah.
Penting untuk memastikan bahwa program Tamasya dapat diakses oleh semua kalangan, terutama ibu-ibu yang berasal dari keluarga kurang mampu. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini.
Ke depannya, evaluasi berkala dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat sangat penting untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan Program Tamasya. Dengan demikian, program ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan keluarga Indonesia dan mendorong kemajuan perempuan di berbagai sektor.
Program Tamasya merupakan langkah strategis pemerintah dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas pengasuhan anak. Suksesnya program ini akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia di masa depan.