Indonesia Miliki 10.000 Fasilitas Penitipan Anak, Bantu Produktivitas Orang Tua
Kementerian PPPA menyatakan terdapat 10.026 fasilitas penitipan anak di Indonesia yang menyediakan layanan terintegrasi untuk mendukung produktivitas orang tua yang bekerja.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengumumkan bahwa terdapat lebih dari 10.000 fasilitas penitipan anak (day care) di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan untuk mendukung produktivitas orang tua yang bekerja sambil memastikan anak-anak mereka tetap mendapatkan perhatian yang layak. Pengumuman ini disampaikan pada Rabu, 26 Maret, di Jakarta, dalam acara peluncuran program pemetaan fasilitas penitipan anak bernama Tamasya.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nopian Andusti, menjelaskan bahwa terdapat 10.026 fasilitas penitipan anak yang tersebar di Indonesia. Rinciannya meliputi 17 fasilitas milik pemerintah, 2.481 fasilitas berbasis komunitas, dan 7.528 fasilitas yang dikelola oleh perusahaan. Program Tamasya ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas layanan penitipan anak di Indonesia.
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan praktik pengasuhan anak yang positif di fasilitas penitipan anak. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendukung produktivitas orang tua yang bekerja, dengan memastikan anak-anak mereka mendapatkan perhatian, perlindungan, dan stimulasi yang tepat untuk perkembangan mereka. Program ini juga diharapkan dapat membantu mengatasi penurunan angka total fertilitas (TFR) di Indonesia.
Pemetaan Fasilitas Penitipan Anak dan Program Tamasya
Nopian Andusti menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perusahaan, sektor swasta, organisasi masyarakat, dan para ahli dalam memetakan potensi fasilitas penitipan anak. Program Tamasya dirancang untuk memastikan penerapan praktik pengasuhan anak yang positif di fasilitas penitipan anak. Program ini mencakup berbagai kegiatan untuk menjamin para ibu pekerja merasa aman, nyaman, dan percaya diri bahwa anak-anak mereka menerima perawatan berkualitas tinggi.
Salah satu fokus utama Tamasya adalah peningkatan keterampilan pengasuh melalui pelatihan dan pendampingan, atau pembelajaran mandiri melalui sistem manajemen pembelajaran. Selain itu, program ini juga mencakup pemantauan berkala pertumbuhan dan perkembangan anak, penilaian indikator kekerasan, dan penyediaan layanan rujukan. Layanan penitipan anak juga dapat memberikan laporan rinci kepada orang tua dan rujukan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Program Tamasya juga bertujuan untuk memberikan dukungan bagi para orang tua, khususnya ibu pekerja, agar tetap produktif dan dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional. Dengan adanya fasilitas penitipan anak yang memadai dan berkualitas, diharapkan para ibu dapat lebih fokus pada karier mereka tanpa mengorbankan kesejahteraan anak-anak mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Upaya Menjaga Angka Total Fertilitas
Andusti juga menjelaskan bahwa program Tamasya merupakan salah satu solusi untuk membantu mempertahankan angka total fertilitas (TFR) yang menurun. "Pada tahun 2020, TFR Indonesia tercatat sebesar 2,4, sedangkan pada tahun 2024 menjadi 2,11. Kita harus menjaga agar tetap di angka 2,1," kata Andusti. Penurunan TFR menjadi perhatian serius pemerintah karena dapat berdampak pada pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi jangka panjang.
Dengan tersedianya fasilitas penitipan anak yang memadai dan berkualitas, diharapkan para orang tua, khususnya ibu, merasa lebih percaya diri untuk memiliki lebih banyak anak. Hal ini dapat membantu menjaga angka TFR agar tetap berada pada angka yang ideal dan mendukung keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan penitipan anak dan memberikan dukungan bagi para orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka.
Program Tamasya diharapkan dapat menjadi solusi yang komprehensif untuk mengatasi berbagai tantangan dalam hal pengasuhan anak di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.
Keberadaan lebih dari 10.000 fasilitas penitipan anak di Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung kesejahteraan keluarga dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program-program seperti Tamasya diharapkan dapat terus ditingkatkan dan diperluas jangkauannya agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.