PTPN Group Kembali Jadi Raja Gula: Sejarah Kejayaan Terulang?
PTPN Group berhasil menjadi produsen gula terbesar di Indonesia, menargetkan swasembada gula nasional pada 2027 lewat berbagai inovasi dan dukungan pemerintah.
Surabaya, 9 Februari 2024 - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), telah merebut kembali posisi puncak sebagai produsen gula terbesar di Indonesia. Pencapaian ini membangkitkan kenangan akan kejayaan industri gula nasional pada tahun 1930-an, saat Indonesia menjadi salah satu produsen gula terbesar dunia. Kenaikan produksi gula nasional yang signifikan ini menjadi sorotan utama.
Produksi Gula Nasional Meningkat Pesat
Produksi gula nasional hingga akhir masa giling tebu tahun 2024 mencapai angka fantastis, yaitu 2,46 juta ton. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 190 ribu ton atau sekitar 10 persen dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 2,27 juta ton. PTPN Group sendiri berkontribusi besar terhadap peningkatan ini, dengan kenaikan produksi sebesar 13 persen, dari 752 ribu ton pada tahun 2023 menjadi 851 ribu ton di tahun 2024. Kenaikan sebesar 100 ribu ton dari kontribusi PTPN Group ini menyumbang 50 persen dari total kenaikan produksi gula nasional.
Strategi PTPN Group Menuju Swasembada Gula
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menjelaskan keberhasilan ini diraih melalui berbagai inisiatif strategis. Revitalisasi pabrik gula, perbaikan teknik budidaya tebu, peningkatan efisiensi produksi, penyediaan infrastruktur produksi yang memadai, bantuan modal kepada petani, dan penerapan teknologi digitalisasi menjadi kunci keberhasilan PTPN Group. Restrukturisasi perusahaan, inovasi berkelanjutan, ekspansi lahan perkebunan tebu, dan penerapan operational excellence juga berperan penting dalam pencapaian ini.
Dengan produktivitas yang melampaui rata-rata nasional, PTPN Group optimistis dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gula dan mendukung penuh program swasembada gula nasional. Dukungan pemerintah dalam merevitalisasi industri gula juga menjadi faktor kunci yang mendorong optimisme PTPN Group untuk mengembalikan kejayaan industri gula Indonesia dan mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2027.
Penguatan Petani Tebu Rakyat: Pilar Swasembada Gula
PTPN III (Persero) melalui PT SGN, bersama Kementerian Koordinator Pangan dan Kementerian Pertanian, telah meluncurkan gerakan Menuju Swasembada Gula Nasional (Manis). Direktur Utama SGN, Mahmudi, menekankan pentingnya penguatan petani tebu rakyat sebagai pilar utama dalam mencapai swasembada gula. Untuk itu, berbagai program telah disiapkan, termasuk pembentukan 2.150 satgas pendamping petani, program perbaikan ratoon tebu rakyat, dan penataan organisasi petani untuk mempermudah koordinasi.
Selain itu, peningkatan rendemen juga menjadi fokus utama. Hal ini dilakukan melalui penataan varietas tebu dengan menggunakan varietas unggul yang memiliki masa panen awal, tengah, dan akhir, dengan proporsi masing-masing sebesar 30 persen, 40 persen, dan 30 persen. Inovasi teknologi juga diterapkan melalui digitalisasi ekosistem tebu rakyat dengan aplikasi ETERA berbasis android. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah petani, produktivitas tebu, serta efektivitas dan efisiensi seluruh pemangku kepentingan dalam proses operasional.
Tidak hanya itu, SGN juga bekerja sama dengan kementerian terkait untuk membuka akses pendanaan bagi petani tebu. Kini, petani tebu dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus kluster petani tebu tanpa batasan plafon, mengatasi kendala pendanaan yang sebelumnya menjadi hambatan.
Kesimpulan
Keberhasilan PTPN Group dalam meningkatkan produksi gula dan merebut kembali posisi sebagai produsen gula terbesar di Indonesia merupakan langkah signifikan menuju swasembada gula nasional. Kombinasi strategi bisnis yang tepat, inovasi teknologi, dan dukungan pemerintah menjadi kunci keberhasilan ini. Dengan komitmen yang kuat dan langkah-langkah strategis yang berkelanjutan, target swasembada gula konsumsi pada tahun 2027 diharapkan dapat tercapai.