Rangkuman Ekonomi: Stok Beras Nasional 3,8 Juta Ton, Insentif Kendaraan, hingga Demo Ojol
Rangkuman berita ekonomi terkini: stok beras nasional capai 3,8 juta ton, kajian insentif kendaraan, dan perjuangan hak pengemudi ojol.

Jakarta - Sejumlah peristiwa penting di bidang ekonomi mewarnai pemberitaan pada hari Senin (19/5). Mulai dari kabar menggembirakan mengenai stok beras nasional yang mencapai 3,8 juta ton, pembahasan insentif kendaraan, hingga upaya pemerintah dalam menanggapi aksi demonstrasi pengemudi ojek online (ojol) yang dijadwalkan pada Selasa (20/5).
Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan bahwa stok beras nasional saat ini berada pada angka 3,8 juta ton. Hal ini berkat sinergi yang baik antara pemerintah dan Perum Bulog. Pemerintah optimis bahwa Indonesia selangkah lebih dekat menuju swasembada beras yang berkelanjutan dan mandiri.
Selain itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan tanggapan terkait isu pergantian Direktur Jenderal Pajak serta Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang beredar. Pemerintah juga terus mengkaji pemberian insentif untuk semua jenis kendaraan, termasuk kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), hybrid, hingga hidrogen.
Stok Beras Nasional Capai 3,8 Juta Ton, Indonesia Menuju Swasembada
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 3,8 juta ton. Menurutnya, hal ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi antara pemerintah dan Perum Bulog. Dengan stok yang melimpah, Indonesia semakin dekat dengan swasembada beras yang berkelanjutan dan mandiri.
“Stok beras ini adalah bukti nyata bahwa kita mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Kami akan terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas beras agar Indonesia benar-benar mandiri dalam hal pangan,” ujar Menteri Amran.
Pemerintah menargetkan swasembada beras dapat tercapai dalam waktu dekat. Berbagai program dan kebijakan terus digalakkan untuk mendukung petani dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Kajian Insentif Kendaraan untuk Semua Jenis, Termasuk Kendaraan Listrik
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa pemerintah terus mengkaji pemberian insentif untuk semua jenis kendaraan. Insentif ini tidak hanya menyasar mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), tetapi juga mobil dengan teknologi lain seperti hybrid hingga hidrogen.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendorong perkembangan industri otomotif yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah berharap dengan adanya insentif, masyarakat akan lebih tertarik untuk membeli kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Kami ingin menciptakan ekosistem otomotif yang berkelanjutan. Insentif ini adalah salah satu cara untuk mendorong inovasi dan investasi di sektor otomotif,” kata perwakilan dari Kemenperin.
Perjuangan Perlindungan Pengemudi Ojol dan Tanggapan Pemerintah
Menyusul rencana demonstrasi pengemudi ojek online (ojol) pada Selasa (20/5), Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya memperjuangkan perlindungan bagi para mitra pengemudi ojol.
Kementerian Perhubungan (Menhub) juga telah mengumpulkan sejumlah aplikator ojek online untuk membahas keluhan terkait isu potongan tarif yang dinilai melebihi 20 persen dari ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.
Wamenaker mengatakan, “Kami memahami betul aspirasi para pengemudi ojol. Pemerintah akan terus berupaya mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan mereka.”
Pemerintah berkomitmen untuk terus berdialog dengan para pengemudi ojol dan aplikator guna mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Rangkaian peristiwa ekonomi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi, mendorong inovasi, dan melindungi kepentingan masyarakat. Pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan dan kesejahteraan bersama.