Ratusan Seniman Temanggung Dukung Jaranan Masuk Warisan UNESCO
Ratusan seniman Temanggung gelar flashmob Jaran Kepang untuk mendukung seni Jaranan agar diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Temanggung, Jawa Tengah - Ratusan seniman di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya menjadikan seni Jaranan, termasuk tari Jaran Kepang, sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO. Dukungan ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan, salah satunya flashmob tari Jaran Kepang yang spektakuler.
Inisiatif ini diprakarsai oleh Dewan Kesenian dan Kebudayaan Daerah (DKKD) Kabupaten Temanggung. Ketua DKKD, Lukman Sutopo, menjelaskan bahwa Jaran Kepang, khususnya varian Jaranan Mergowati Temanggung, merupakan salah satu seni Jaranan yang diusulkan Indonesia kepada UNESCO. Usulan ini diajukan bersama kesenian sejenis dari daerah lain dan Suriname untuk kategori seni pertunjukan dan ritual. Selain Jaranan, Indonesia juga mengusulkan Tempe dan Teater Mak Yong.
Langkah nyata dukungan tersebut diwujudkan dalam acara "Njoget Bareng Njo", sebuah flashmob tari Jaran Kepang yang akan melibatkan ratusan seniman Temanggung. Acara ini direncanakan akan digelar di area citywalk timur Alun-Alun Temanggung pada Selasa malam (29/4).
Flashmob Jaran Kepang: Deklarasi Dukungan untuk UNESCO
Lukman Sutopo menjelaskan pemilihan flashmob tari Jaran Kepang sebagai bentuk deklarasi dukungan. Tari Jaran Kepang dipilih karena menjadi salah satu simbol khas Kabupaten Temanggung. Tarian massal ini diharapkan dapat menjadi simbol deklarasi sekaligus dukungan para seniman dan budayawan terhadap upaya pengakuan UNESCO.
Acara "Njoget Bareng Njo" tidak hanya menampilkan tari Jaran Kepang. Berbagai kesenian lain juga akan memeriahkan acara ini, seperti Topeng Ireng dan pementasan Binarung Jaran Manggung. Diperkirakan sekitar 500 penari akan terlibat dalam flashmob tari Jaran Kepang, dengan undangan terbuka bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Jaranan Mergowati Temanggung sendiri memiliki sejarah yang kaya. Nama tersebut diambil dari referensi Serat Centini, yang menyebutkan Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, sebagai pusat penangkaran kuda terbaik pada masa Kerajaan Mataram. Hal ini menunjukkan akar sejarah yang kuat dari seni Jaranan di Temanggung.
Kekayaan Seni Jaran Kepang di Temanggung
Kabupaten Temanggung memiliki kekayaan seni Jaran Kepang yang luar biasa. Menurut Lukman Sutopo, terdapat sekitar 900 kelompok seni Jaran Kepang yang tercatat oleh dinas setempat dan tersebar di seluruh kecamatan, bahkan hampir di setiap desa. Keunikan Jaran Kepang Temanggung terletak pada gerakan tarinya yang meniru perilaku kuda. Kesenian ini tidak hanya dinikmati oleh kalangan dewasa, tetapi juga anak-anak, dan bahkan eksis di dunia pendidikan dari tingkat SD hingga SMA.
Dukungan dari ratusan seniman Temanggung ini menunjukkan betapa pentingnya pelestarian seni Jaranan bagi masyarakat setempat. Harapannya, upaya ini akan membuahkan hasil positif dan seni Jaranan dapat diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Dengan partisipasi masyarakat yang luas dan semangat para seniman, upaya untuk melestarikan dan mempromosikan seni Jaranan Temanggung ke kancah internasional semakin kuat. Semoga upaya ini dapat meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia di mata dunia.