Realisasi Pajak Daerah Malang Capai 54,38 Persen per Agustus: BPHTB Sumbang Porsi Terbesar
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Malang mencatat realisasi Pajak Daerah Malang telah mencapai 54,38% per Agustus 2025. Akankah target Rp727,2 miliar terpenuhi?

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Malang mencatat realisasi Pajak Daerah Malang telah mencapai angka signifikan per awal Agustus 2025. Dari total target yang ditetapkan, lebih dari separuh telah berhasil dikumpulkan. Capaian ini menunjukkan kinerja positif dalam pengelolaan pendapatan asli daerah.
Total realisasi perolehan pajak daerah dari 12 kategori yang ada telah menembus Rp395,4 miliar. Angka ini merepresentasikan 54,38 persen dari target keseluruhan tahun 2025 yang dipatok sebesar Rp727,2 miliar. Kepala Bapenda Kabupaten Malang, Made Arya, menegaskan bahwa capaian ini merupakan akumulasi dari seluruh target di tahun berjalan.
Made Arya menambahkan bahwa Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi ini. Kontribusi BPHTB mencapai Rp100,4 miliar, menunjukkan vitalnya sektor properti dalam penerimaan daerah. Bapenda optimis bahwa target pendapatan dapat terpenuhi sepenuhnya hingga akhir tahun.
Capaian Signifikan Pajak Daerah Kabupaten Malang
Realisasi Pajak Daerah Malang hingga awal Agustus 2025 menunjukkan progres yang menggembirakan. Dengan 54,38 persen dari target telah tercapai, ini menjadi indikator positif bagi keuangan daerah. Pencapaian ini didukung oleh berbagai jenis pajak yang dikelola oleh Bapenda Kabupaten Malang.
Made Arya menjelaskan bahwa dari seluruh kategori pajak, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) memimpin dengan kontribusi terbesar. Sektor ini telah menyumbangkan Rp100,4 miliar, mencapai 45,89 persen dari target BPHTB sebesar Rp218,8 miliar. Angka ini menyoroti pentingnya transaksi properti bagi pendapatan daerah.
Selain BPHTB, opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) menduduki posisi kedua sebagai penyumbang terbesar. Penerimaan dari PKB telah mencapai Rp90,1 miliar, atau sekitar 57,32 persen dari target Rp157,3 miliar. Kedua kategori ini secara akumulatif menjadi tulang punggung utama dalam realisasi Pajak Daerah Malang.
Kontribusi Beragam Kategori Pajak Lainnya
Tidak hanya BPHTB dan PKB, sembilan kategori pajak lainnya juga turut berkontribusi signifikan terhadap realisasi Pajak Daerah Malang. Penerimaan dari Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) tenaga listrik mencapai Rp71,8 miliar, atau 56,11 persen dari target. Sementara itu, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) telah terkumpul Rp60,9 miliar, mencapai 53,73 persen.
Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) menunjukkan capaian impresif sebesar 63,00 persen, dengan nilai Rp38,9 miliar. PBJT makanan dan minuman juga melampaui 70 persen target, mencapai Rp12,8 miliar. Kontribusi dari sektor hiburan dan perhotelan juga patut diperhitungkan.
PBJT jasa kesenian dan hiburan telah merealisasikan Rp5,4 miliar (69,33 persen), diikuti oleh PBJT jasa hotel sebesar Rp5,06 miliar (67,40 persen). Pajak air tanah menyumbang Rp4,6 miliar (69,38 persen), dan pajak reklame Rp3,7 miliar (76,16 persen). Bahkan, mineral bukan logam dan batuan (MBLB) serta PBJT jasa parkir juga memberikan kontribusi berarti, masing-masing Rp477,4 juta (54,83 persen) dan Rp817,4 juta (51,47 persen).
Strategi Bapenda untuk Optimalkan Penerimaan
Untuk memastikan target realisasi Pajak Daerah Malang terpenuhi, Bapenda Kabupaten Malang telah menggencarkan berbagai strategi. Salah satu fokus utamanya adalah memaksimalkan metode pembayaran non-tunai. Pendekatan ini bertujuan untuk mempermudah wajib pajak dalam menunaikan kewajibannya.
Selain itu, Bapenda juga aktif melakukan upaya jemput bola untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Inisiatif ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan pelaku usaha. Langkah-langkah proaktif ini merupakan bagian dari komitmen Bapenda untuk mencapai target pendapatan daerah.
Made Arya menyatakan optimisme tinggi terhadap pencapaian target Rp727,2 miliar di tahun 2025. "Kami selalu optimistis, kemarin kami over Rp50 miliar. Mudah-mudahan tahun ini paling tidak minimal bisa sesuai target," tutur Made. Keyakinan ini didasari oleh tren positif dan strategi yang telah diterapkan secara konsisten.