RS Diminta Kurangi Limbah Plastik Non-Esensial: Ancaman Mikroplastik terhadap Kesehatan
Climate Officer Health Care Without Harm South East Asia meminta rumah sakit mengurangi limbah plastik non-esensial karena dampak mikroplastik terhadap kesehatan dan lingkungan.

Rumah sakit di Asia Tenggara didorong untuk mengurangi penggunaan plastik non-esensial guna menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Climate Officer Health Care Without Harm South East Asia, Laetania Belai Djandam, menyusul temuan penelitian yang menunjukkan tingginya persentase limbah plastik di rumah sakit, sebagian besar merupakan plastik non-esensial.
Pernyataan tersebut disampaikan Laetania di Jakarta pada Minggu, 23 Februari 2024. Ia menekankan bahwa 40 hingga 70 persen limbah rumah sakit di wilayah Asia Tenggara terdiri dari plastik, dan lebih dari separuhnya merupakan limbah plastik yang sebenarnya dapat dihindari. Penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol minum kemasan plastik untuk pasien, menjadi contoh nyata dari praktik yang perlu diubah.
Dampak serius dari limbah plastik, khususnya mikroplastik, terhadap kesehatan manusia menjadi perhatian utama. Mikroplastik, hasil dari dekomposisi plastik, telah terbukti berpotensi menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan reproduksi, serta bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, pengurangan limbah plastik di sektor kesehatan menjadi langkah krusial untuk melindungi masyarakat.
Penggunaan Plastik Non-Esensial di Rumah Sakit
Laetania Belai Djandam memberikan contoh konkret penggunaan plastik non-esensial di rumah sakit, yaitu penggunaan botol minum plastik untuk pasien. "Botol minum plastik untuk memberikan air putih kepada pasien, sebenarnya banyak sekali alternatif yang bisa dilakukan tanpa menggunakan plastik," ujarnya. Ia menyoroti perlunya inovasi dan perubahan praktik di rumah sakit untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.
Selain botol minum, masih banyak potensi pengurangan plastik di berbagai aspek operasional rumah sakit. Mulai dari kemasan alat medis, perlengkapan sterilisasi, hingga kemasan makanan dan minuman untuk pasien dan staf. Rumah sakit didorong untuk mengevaluasi seluruh proses dan mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Perlu adanya komitmen bersama dari seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah, rumah sakit, dan produsen alat kesehatan, untuk beralih ke alternatif yang lebih berkelanjutan. Hal ini membutuhkan strategi yang komprehensif, mulai dari edukasi, pengadaan, hingga pengelolaan limbah.
Dampak Mikroplastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Paparan mikroplastik menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia. "Kita melihat bagaimana paparan mikroplastik itu bisa mengakibatkan penurunan fungsi kognitif, tapi banyak juga riset lain yang membicarakan tentang bagaimana paparan mikroplastik bisa berdampak kepada penurunan fungsi reproduksi atau juga karsinogen," jelas Laetania. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap dampak jangka panjang paparan mikroplastik.
Selain dampak kesehatan, limbah plastik juga mencemari lingkungan. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai, dan selama proses tersebut, mikroplastik mencemari tanah, air, dan udara. Hal ini berdampak buruk pada ekosistem dan kesehatan lingkungan secara keseluruhan. Sektor kesehatan, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, pengurangan limbah plastik di rumah sakit bukan hanya sekadar upaya ramah lingkungan, tetapi juga merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi kesehatan seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan praktik berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Penggunaan plastik non-esensial di rumah sakit harus segera dikurangi. Dengan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, rumah sakit dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi plastik dan melindungi kesehatan masyarakat. Ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.