Rutan Makassar Beri Pelatihan Pengurusan Jenazah: Refleksi Kematian untuk Warga Binaan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar memberikan pelatihan pengurusan jenazah kepada warga binaan sebagai bentuk refleksi diri dan persiapan kembali ke masyarakat.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar memberikan pelatihan pengurusan jenazah kepada para warga binaannya. Pelatihan yang diselenggarakan pada Sabtu lalu ini merupakan bagian dari program pembinaan kerohanian yang bertujuan untuk memberikan refleksi mendalam tentang kematian dan kehidupan. Kegiatan ini memadukan teori dan praktik syariat Islam dalam pengurusan jenazah, diharapkan dapat memberikan bekal keterampilan dan pemahaman spiritual bagi para warga binaan saat kembali ke tengah masyarakat.
Pelatihan yang diadakan di Masjid Nurul Iman, Lapas Kelas I Makassar ini dipimpin oleh KH Sudirman, S.Ag dari Lembaga Dakwah Tajdidul Iman. KH Sudirman menekankan pentingnya mengingat kematian sebagai sebuah kepastian yang tidak mengenal waktu. Beliau menyampaikan, "Ini memadukan teori dengan praktik syariat dalam pelatihan pengurusan jenazah, sehingga saat warga binaan kembali ke masyarakat dapat memiliki pemahaman dan mampu mempraktikkannya."
Lebih lanjut, KH Sudirman mengingatkan para peserta bahwa mengurus jenazah merupakan pengingat akan kematian yang akan dialami setiap manusia. Hal ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dan perbaikan diri selama masih diberi kesempatan hidup. "Ketika kita mengurus jenazah, kita diingatkan bahwa suatu hari nanti, kita pun akan berada dalam posisi yang sama. Maka perbaikilah diri, karena kematian tidak mengenal waktu," tegasnya.
Pengalaman Spiritual Warga Binaan
Antusiasme warga binaan sangat terlihat selama pelatihan berlangsung. Salah satu peserta, Irwan (37), berbagi pengalaman spiritualnya setelah mempraktikkan proses pemandian jenazah. Irwan mengungkapkan, "Saya merasa seperti sedang memandikan diri saya sendiri. Ini jadi tamparan, bahwa kita ini cuma menunggu giliran," ujarnya dengan nada pelan sambil menundukkan kepala. Pengakuan Irwan ini menggambarkan dampak mendalam dari pelatihan tersebut terhadap kesadaran diri para peserta.
Proses pelatihan tidak hanya sekedar teori, tetapi juga praktik langsung. Para warga binaan diberi kesempatan untuk mempraktikkan setiap tahapan pengurusan jenazah sesuai syariat Islam, mulai dari memandikan, mengkafani, hingga mensholatkan. Hal ini memberikan pengalaman yang berharga dan membekas bagi mereka.
Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi warga binaan untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. Suasana kekeluargaan dan saling menghargai tercipta selama pelatihan berlangsung, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk introspeksi diri.
Harapan untuk Masa Depan
Angga Satrya, Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Makassar, berharap pelatihan ini dapat menjadi titik balik bagi para warga binaan dalam memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat. "Diharapkan warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu yang bermanfaat dan semangat hidup baru," ujarnya. Pihak Lapas Kelas I Makassar berkomitmen untuk terus memberikan program pembinaan yang terintegrasi, baik secara spiritual maupun keterampilan, untuk mendukung reintegrasi sosial para warga binaannya.
Pelatihan pengurusan jenazah ini bukan hanya sekadar pelatihan keterampilan, tetapi juga sebuah proses pembelajaran spiritual yang mendalam. Melalui kegiatan ini, diharapkan para warga binaan dapat merenungkan arti kehidupan, mempersiapkan diri menghadapi kematian, dan kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu dan semangat baru untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Program ini juga menunjukkan komitmen Lapas Kelas I Makassar dalam memberikan pembinaan holistik kepada warga binaan, tidak hanya fokus pada aspek hukum dan keamanan, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan sosial.
- Pelatihan meliputi teori dan praktik syariat Islam dalam pengurusan jenazah.
- Diharapkan memberikan bekal keterampilan dan pemahaman spiritual bagi warga binaan.
- Menjadi refleksi diri dan persiapan kembali ke masyarakat.
- Mendapatkan dukungan penuh dari pihak Lapas Kelas I Makassar.