Saksi Sebut Ayah Korban sempat Berdialog dengan Terdakwa Sebelum Penembakan di Tol Tangerang-Merak
Agam, anak pemilik rental mobil yang tewas ditembak di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, menjadi saksi dan menceritakan dialog ayahnya dengan terdakwa sebelum penembakan terjadi.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Sebuah kesaksian mengejutkan terungkap dalam persidangan kasus penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Agam Muhammad Nasrudin, anak dari korban Ilyas Abdurrahman, pemilik rental mobil, memberikan keterangan mengejutkan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur.
Agam, yang hadir sebagai saksi, menceritakan kronologi kejadian yang berujung pada kematian ayahnya. Ia mengungkapkan bahwa ayahnya sempat berdialog dengan salah satu terdakwa, Sersan Satu Akbar Adli, sebelum insiden penembakan terjadi. Kejadian ini melibatkan tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) yang didakwa melakukan penadahan dan pembunuhan berencana.
Kronologi Kejadian Menurut Kesaksian Agam
Agam menjelaskan bahwa ia dan ayahnya awalnya mengikuti mobil Honda Brio yang disewa oleh para terdakwa. Merasa khawatir karena sebelumnya sempat terjadi aksi penodongan senjata, Agam meminta bantuan Asosiasi Rental Mobil Indonesia. Tiga mobil dari Tangerang pun bersedia membantu mengawal.
Mereka bertemu di rest area Jakarta-Merak. Setelah menunggu rekan-rekan dari komunitas rental mobil, Agam dan ayahnya langsung menghampiri mobil yang ditumpangi Akbar. "Ayah saya memegang Sertu Akbar, dan saya dengar ayah saya bilang 'mana pistolnya? jatuhkan!'," ucap Agam menirukan perkataan ayahnya.
Saat itu, lima orang termasuk ayahnya, memegang Akbar. Namun, Akbar mengaku sebagai anggota TNI AL dan membantah memiliki senjata api. "Saya cuma mendengar 'saya ini TNI AL', saya mendengar 'mana pistol?' (dijawab) 'saya tidak ada, saya TNI AL'," lanjut Agam.
Suara Letusan dan Penembakan
Tak lama kemudian, Agam mendengar dua letusan senjata api dari dalam mobil Sigra yang terparkir dekat mobil Honda Brio. "Pada saat ayah saya memegang Sertu Akbar itu, Pak," jawab Agam ketika ditanya jaksa mengenai waktu penembakan.
Sidang yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Chk Arif Rachman ini dihadiri oleh Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta, Mayor Korps Hukum (Chk) Gori Rambe, Mayor Chk Mohammad Iswadi, dan Mayor Chk Wasinton Marpaung. Ketiga terdakwa, Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan, didakwa dengan pasal penadahan. Dua terdakwa, Bambang dan Akbar, juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP dan pasal 338 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Kesimpulan
Kesaksian Agam memberikan gambaran penting tentang kronologi kejadian sebelum penembakan terjadi. Pernyataan tentang dialog antara ayahnya dan terdakwa Akbar menjadi poin krusial dalam persidangan ini. Sidang akan terus berlanjut untuk mengungkap fakta-fakta yang lebih lengkap terkait kasus tersebut. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau dan dilaporkan.