Sanlat Ramadhan 2025: Kolaborasi Jurnalis dan Ponpes Bahas Isu Lingkungan dan Pangan
Komunitas Wartawan Jabodetabek berkolaborasi dengan pondok pesantren menyelenggarakan Pesantren Kilat Ramadhan dengan tema lingkungan dan ketahanan pangan, menekankan pentingnya aksi nyata anak muda dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Kota Bogor, 15 Maret 2025 (ANTARA) - Sebuah kolaborasi unik antara Komunitas Wartawan Jabodetabek, pondok pesantren (ponpes), dan berbagai mitra berhasil menyelenggarakan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1446 Hijriah pada Sabtu lalu. Bertempat di Gedung PT Telkom, Kota Bogor, Jawa Barat, Sanlat ini mengangkat tema yang sangat relevan dengan isu global saat ini: 'Menuju Kesalehan Sosial: Aksi Anak Muda Mengurangi Dampak Perubahan Iklim dan Mendukung Pembangunan Ketahanan Pangan Berkelanjutan'.
Kegiatan yang telah memasuki penyelenggaraan ke-20 ini diikuti oleh mahasiswa, santri, dan pelajar SMA dari berbagai daerah di Indonesia. Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Lalu Solihin, menjelaskan bahwa Sanlat Ramadhan 2025 merupakan hasil kerja sama Komunitas Wartawan Jabodetabek, Ponpes Ar-Ruhama, Yayasan At-Tawassuth, dan Serikat Pekerja Perum LKBN ANTARA. Keberhasilan acara ini juga tak lepas dari dukungan berbagai BUMN dan perusahaan swasta, termasuk MIND ID, PT Telkom Indonesia, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan banyak lagi.
Pemilihan tema lingkungan dan pangan bukan tanpa alasan. Dr. Solihin menekankan keterkaitan erat kedua isu ini dalam konteks permasalahan global. "Salah satu dampak cuaca ekstrem yang kita alami ialah pada kegagalan panen yang rusak karena banjir, longsor dan curah hujan tinggi. Jadi lingkungan dan pangan saling bersinggungan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa kelalaian dalam menjaga lingkungan akan berdampak pada kegagalan panen dan kelangkaan pangan di Indonesia.
Isu Lingkungan dan Ketahanan Pangan: Tantangan Global
Sanlat Ramadhan 2025 secara khusus membahas isu krusial tentang lingkungan dan ketahanan pangan. Para peserta diajak untuk memahami bagaimana perubahan iklim berdampak signifikan terhadap sektor pertanian dan ketersediaan pangan. Diskusi juga membahas solusi praktis yang dapat dilakukan oleh anak muda untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan mendukung ketahanan pangan.
"Pangan sangatlah penting dan vital untuk kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia," tegas Dr. Solihin. Ia juga menyoroti keprihatinan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospect tahun 2025 yang menyebutkan cuaca ekstrem sebagai ancaman besar terhadap ketersediaan pangan di berbagai negara di dunia. Hal ini semakin menggarisbawahi urgensi dari tema yang diangkat dalam Sanlat Ramadhan kali ini.
Selain diskusi dan penyampaian materi, Sanlat Ramadhan 2025 juga melibatkan kegiatan-kegiatan praktis. Para peserta diajak untuk terlibat langsung dalam aksi nyata, seperti menanam bibit tanaman yang dibagikan oleh panitia. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan mendorong aksi nyata dari generasi muda dalam menjaga lingkungan dan mendukung ketahanan pangan.
Dukungan Berbagai Pihak dan Aksi Nyata
Keberhasilan Sanlat Ramadhan 2025 tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. BUMN seperti MIND ID dan PT Telkom Indonesia, serta perusahaan swasta lainnya, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelenggaraan acara ini. Dukungan tersebut menunjukkan kepedulian dan komitmen berbagai pihak terhadap isu lingkungan dan ketahanan pangan.
Partisipasi aktif dari para peserta juga menjadi kunci keberhasilan Sanlat Ramadhan 2025. Antusiasme mereka dalam mengikuti diskusi dan kegiatan praktis menunjukkan kesadaran akan pentingnya isu lingkungan dan pangan. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk terlibat dalam aksi nyata guna mengatasi tantangan global tersebut.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar ceramah, tetapi juga aksi nyata. Pembagian bibit tanaman kepada peserta menjadi simbol komitmen untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil. Dengan menanam bibit, peserta diajak untuk secara langsung berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan mendukung ketahanan pangan.
Sanlat Ramadhan 2025 berhasil menjadi wadah kolaborasi yang efektif antara berbagai pihak. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang solid, berbagai tantangan global, seperti isu lingkungan dan ketahanan pangan, dapat diatasi.
Diharapkan, Sanlat Ramadhan 2025 dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang. Dengan terus meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata, kita dapat bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan.