Bapanas Serukan Stop Boros Pangan di Sanlat Ramadhan Bogor
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyerukan gerakan 'Stop Boros Pangan' dalam Pesantren Kilat Ramadhan di Bogor, mengajak generasi muda peduli ketahanan pangan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) meluncurkan seruan "Stop Boros Pangan" dalam sebuah kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1446 Hijriah di Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu, 15 Maret 2024 ini bertempat di Gedung PT Telkom dan digagas oleh Komunitas Wartawan Jabodetabek, melibatkan berbagai pihak, termasuk BUMN dan pondok pesantren.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, menekankan pentingnya mengurangi pemborosan pangan, dimulai dari kebiasaan individu. Beliau menyampaikan materi di hadapan para peserta Sanlat, yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan santri. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya ketahanan pangan nasional.
Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk BUMN seperti MIND ID, PT Telkom Indonesia, Taman Safari Indonesia, dan banyak lainnya. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah pemborosan pangan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia.
Gerakan Nasional Stop Boros Pangan
Nita Yulianis, dalam penyampaiannya, mengajak para peserta Sanlat untuk berkomitmen mengurangi pemborosan makanan. "Saya yakin teman-teman mahasiswa, pelajar, dan santri peserta Pesantren Kilat Ramadhan ini pasti bisa menghabiskan makanan mereka. Jangan buang sisa makanan, karena itu akan menjadi sampah yang menumpuk," ujarnya. Pesan ini disampaikan secara lugas dan mudah dipahami oleh para peserta muda.
Lebih lanjut, ia mendorong peserta untuk menunjukkan kepedulian terhadap ketahanan pangan dengan cara sederhana, yaitu menghabiskan makanan yang telah disiapkan. "Apakah berani menunjukkan piring kosong setelah makan kepada para guru pesantren? Tunjukkan piring kosongmu sebagai bentuk penghargaan kepada para petani," kata Nita. Ajakan ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa syukur dan empati terhadap para petani yang bekerja keras untuk menyediakan pangan.
Tema Sanlat Ramadhan tahun ini, yang berfokus pada isu lingkungan dan ketahanan pangan, dinilai sangat relevan. Nita menekankan pentingnya mensosialisasikan isu ini kepada generasi muda agar mereka lebih peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan pangan di masa depan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
Dukungan Berbagai Pihak untuk Ketahanan Pangan
Sanlat Ramadhan 1446 H ini merupakan kolaborasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Selain Komunitas Wartawan Jabodetabek, kegiatan ini didukung oleh berbagai pondok pesantren dan sejumlah BUMN. Partisipasi BUMN seperti MIND ID, PT Telkom Indonesia, dan Taman Safari Indonesia menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Dukungan juga datang dari berbagai perusahaan swasta, seperti Aviary Park Indonesia, Indofood, dan Alfamart. Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan bahwa isu ketahanan pangan menjadi perhatian bersama dan membutuhkan upaya kolaboratif untuk mengatasinya. Partisipasi aktif dari berbagai sektor ini diharapkan dapat memperluas jangkauan kampanye "Stop Boros Pangan" dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Selain perusahaan besar, beberapa perusahaan skala menengah dan kecil juga turut berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan perusahaan besar, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi dari berbagai pihak ini menjadi bukti nyata komitmen bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kegiatan serupa di daerah lain. Dengan melibatkan berbagai pihak dan menargetkan generasi muda, diharapkan kampanye "Stop Boros Pangan" dapat mencapai dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Upaya bersama ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
Melalui kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi pemborosan pangan semakin meningkat. Dengan demikian, ketahanan pangan nasional dapat terjaga dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.